Malam sudah larut ketika perjamuan di istana Ravellion akhirnya usai. Para tamu mulai meninggalkan aula megah dengan langkah yang lebih ringan setelah menikmati hidangan mewah dan percakapan politik yang berlapis makna. Di halaman istana, kereta-kereta kuda berjajar rapi, siap mengantar para bangsawan kembali ke kerajaan mereka masing-masing.
Pangeran Adrian Jay van Rooyen berdiri di dekat salah satu pilar besar istana, menikmati udara malam yang sejuk. Ia tahu, dalam hitungan menit, ia harus berpisah dengan tempat ini dan kembali ke rumahnya di Lunar. Namun, sebelum ia sempat melangkah menuju keretanya, suara langkah yang sudah ia kenal menghentikannya.
"Jadi, kau akan segera kembali ke Lunar?" Suara Sebastian Whitmore terdengar tenang, namun ada sedikit nada enggan dalam ucapannya.
Jay menoleh dan tersenyum kecil. "Ya, ayahku ingin kami berangkat sebelum fajar agar perjalanan lebih nyaman."
Sebastian menyandarkan tubuhnya pada pilar di sebelah Jay, menatap langit malam yang dipenuhi bintang. "Liburan sekolah hampir berakhir. Sepertinya kita akan segera bertemu lagi di St. Britannia."
Jay mengangguk. "Benar. Aku tidak menyangka, awalnya, bahwa kita akan masuk ke sekolah yang sama."
Sebastian tertawa kecil. "St. Britannia bukan hanya sekolah biasa. Itu adalah tempat di mana para penerus kerajaan dan bangsawan ditempa. Aku sendiri sudah belajar di sana sejak beberapa tahun lalu. Aku yakin kau akan segera terbiasa dengan lingkungan di sana."
Jay memikirkan kata-kata itu sejenak. St. Britannia Academy terletak jauh dari hiruk-pikuk ibu kota Ravellion, tersembunyi di balik hutan lebat dan perbukitan yang menjulang. Akademi itu terkenal dengan kurikulum ketat dan lingkungan yang kompetitif. Hanya mereka yang memiliki darah bangsawan yang diperbolehkan belajar di sana, menjadikannya tempat yang penuh dengan politik halus dan persaingan.
"Aku penasaran seperti apa kehidupan di sana sebenarnya," ujar Jay jujur.
Sebastian tersenyum samar. "Kau akan segera mengetahuinya."
Tak lama kemudian, suara Raja Frederik memanggil Jay dari kejauhan. "Saatnya kita berangkat, Jay."
Jay menarik napas dalam, lalu menoleh pada Sebastian. "Kalau begitu, sampai jumpa di St. Britannia."
Sebastian mengangguk. "Sampai jumpa, Jay."
Mereka bertukar anggukan sebelum Jay berbalik dan menatap keretanya yang telah menunggu untuk dinaiki. Kereta kuda milik kerajaan Lunar memiliki roda yang besar dengan badan kayu berlapis cat mengilap berwarna biru dengan ukiran lambang kerajaan Lunar di pintunya. Kereta itu ditarik oleh empat ekor kuda kuat, dengan kusir berseragam khas kerajaan yang duduk di bagian depan, menggenggam kendali dengan mantap.
Dengan langkah berwibawa, Jay naik ke dalam kereta. Di dalam, ada kursi empuk berlapis beludru, tirai halus di jendelanya, dan lentera kecil di tiap sudut agar tetap terang di malam hari. Saat roda kereta mulai berputar dan istana Ravellion perlahan menghilang dari pandangan, Jay tahu bahwa petualangan barunya di St. Britannia sudah menunggu.
— 7 PRINCES —
Setelah menempuh perjalanan panjang, Jay dan Raja Frederik akhirnya tiba kembali di Lunar. Begitu sampai di istana, Jay langsung menuju perpustakaan kerajaan—tempat favoritnya untuk mencari ketenangan. Ia berniat membaca beberapa buku sebelum tidur, berharap bisa mengalihkan pikirannya dari perpisahan yang baru saja terjadi di Ravellion.
Namun, ketika ia masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi rak-rak kayu tinggi dan cahaya temaram dari lampu minyak, ia mendapati seseorang sudah berada di sana.
Di dekat jendela besar, seorang gadis dengan rambut panjang keemasan duduk diam, tenggelam dalam buku yang terbuka di hadapannya. Cahaya lampu menerangi wajahnya yang tenang, menciptakan ilusi seakan ia berasal dari dunia lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
7 PRINCES
RomanceIni adalah cerita tentang 7 pangeran tampan yang berasal dari kerajaan berbeda. 7 pangeran tampan yang siap memberikan sejuta kisah dari masing-masingnya. Ini adalah cerita yang akan membawamu menuju 7 dunia yang berbeda. Apakah kamu siap? ••••••••...