Apa bedanya mendesah dengan "oooh" dan "ahhh"?
Dan, bagaimana sih, cara mendesah yang benar?
Aduh, Naomi pusing. Dia ingin mendesah dengan cara yang erotis. Yang membuat suaminya, yang sedang melahap dirinya itu, terpukau takjub dan bahagia. Namun bagaimana caranya? Napasnya malah kayak keputus-putus, jadi pendek-pendek dan, oh, gerakannya kayaknya bar-bar alih-alih menggeliat dengan cara erotis.
Jujur saja pikirannya agak kacau. Bagaimana kalau di mata Arga ia kelihatan lucu dan norak? Norak dalam bercinta? Haha, sial. Jangan-jangan Arga memang memandangnya sebagai manusia norak yang kelabakan waktu disentuh.
Bisa jadi enggak juga. Mungkin Arga memandangnya sebagai gadis yang menggairahkan. Suara yang ia keluarkan itu barangkali terdengar menggoda di telinga Arga. Dan gerakannya sungguh erotis.
Buktinya, tuh, lihat. Arga tegang! Jika diperhatikan baik-baik, lendir bening keluar dari pucuknya. Itu tanda dia terangsang melihat Naomi, kan? Tentu saja!
Oh!
Enggak usah susah-susah mikirin cara mendesah yang benar. Mungkin setiap desahan perempuan, mau yang pendek mau yang panjang, bisa menggoda lelaki mana pun. Setiap kaki yang bergerak pecicilan itu mungkin membuat lelaki tambah gairah. Setiap gerakan mata yang merem melek mungkin membuat lelaki merasa puas karena telah memuaskan. Setiap deru napas yang pendek, setiap gerakan tangan, adalah hal-hal yang membuat lelaki merasa berhasil menggoda perempuan.
Aduh-duh-duh!
"Sakit, Mi?"
"Panas." Naomi mengerjap. "Kamu masukin apa?"
Arga mengangkat jarinya yang telah basah sampai mengkilat. Lendir-lendir dari mahluk muloska di dalam dirinya adalah bukti betapa Naomi menikmatinya. Oh, tapi ia tetap belum bisa mendesah dengan cara yang benar. Memangnya bagaimana mendesah dengan cara yang benar?
"Jangan langsung semua coba. Dikit-dikit."
Arga mengerutkan dahinya. Ia jadi agak canggung. Harusnya bercinta itu mengalir. Kalau diminta begini jatuhnya justru aneh sekali. Ia kikuk.
"Agak dibuka coba, Ga. Tapi pelan, diputar dikit-dikit. Jadi biar agak longgar." Naomi menerangkan, seperti ia pernah melakukan ini sebelumnya. "Kok diem?" tanyanya ketika melihat Arga hanya terpekur seperti patung.
Arga menggeleng sembari tersenyum canggung. Waktu semakin sore. Namun, ia harus menyelesaikan ini bersama Naomi.
Naomi bersiap dengan cara paling rileks sesaat kemudian. Biasanya lelaki lebih rileks dan perempuan cenderung takut sakit. Namun, Naomi enggak begitu. Ia sangat siap sementara kayaknya, Arga tegang.
Matanya terpejam dan bibirnya meringis waktu jari Arga menelusup masuk. Serius, panas! Panas dan perih! Namun enggak seberapa karena yang masuk hanyalah sebesar jari. Naomi nggak bisa pura-pura mendesah, tentu saja ia nggak mau pura-pura keenakan. Tubuhnya telentang di kasur dengan mata menatap langit-langit. Arga lincah melakukannya, lembut dan teratur seolah salah gerakan sedikit saja Naomi akan terluka.
Dan di sini, Naomi selalu jadi orang yang enggak sabar. Ia mendorong Arga lalu duduk.
"Langsung aja yuk."
"Langsung?" beo Arga, kedengaran enggak yakin.
"Iya deh, katamu waktunya cuma sejam. Ini udah berapa menit coba." Lalu Naomi membuka kakinya tanpa diminta. "Pelan ya, jangan kasar."
Mahluk molusca di dalam diri Naomi seperti memanggil Arga untuk segera menyentuhnya. Mahluk itu mengeluarkan lendir yang membuatnya licin dan basah. Foreplay sangat cukup. Naomi sangat siap. Harusnya nggak sakit banget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Suamiku: Jangan Lupa Banyak Bicara Hari Ini
RomanceSaudari Naomi Priska Sastraperwira, maukah kamu melihat saya setiap bangun tidur? Lalu ketika pulang kerja, eh ada saya lagi, saat makan malam, saya muncul lagi. Begitu mau tidur, ternyata saya lagi yang disamping kamu. Ketika kamu lagi PMS dan ngga...