Apa kalian tidak muak menunggu cerita ini update? :(( soryy
Versi ebook ready di KaryaKarsa 😁😁
.
.
.
Happy Reading
~
Aku-hamil?!
Naomi menggigir bibir bawahnya gelisah. Nggak mungkin, kan? No way! No no no! Namun, test pack di tangannya berkata lain. Ia hamil. Dua garis. Tanda-tanda kehamilan lain juga ia rasakan. Pusing, kurang enak badan, belum menstruasi dua bulan, tapi belum mual. Oh, ya Tuhan. Ia buru-buru menghampiri Defandra yang sedang bermain mobil-mobilan di depan televisi.
"Hey," sapanya dengan suara yang gelisah. "Kamu belum mau punya adik, kan? Sure, Mama maunya kamu punya adik paling enggak tiga tahun lagi, atau empat tahun, atau bagusnya lima tahun lagi."
Entah Defandra memahami curhatannya atau tidak, tetapi Naomi tidak punya tempat curhat lain. Jadi ia melanjutkan bicara tanpa peduli pada Defandra yang ngoceh tidak jelas sendiri.
"Ini mungkin salah Mama karena Mama malas banget minum pil. Pil nggak enak, Def, dan setiap habis minum itu badan Mama terasa lebih nggak enak lagi. Tapi papa kamu juga nggak mau pakan pengaman! Oh, enggak, papa pakai pengaman beberapa kali, tapi buktinya Mama masih hamil?!"
Naomi memandangi Defandra yang memandangnya dengan mulut terbuka dan suara tawa yang lucu. Astaga, apa yang baru saja ia lakukan? Bicara soal pengaman dan pil dan hamil kepada Defandra? Sinting, Naomi pasti sinting sekali karena sudah melakukan itu!
"Oke, kamu main, ya. Mama telepon Onti Ay dulu." Naomi meletakkan test pack-nya ke atas tisu dan mengambil ponselnya di dekat televisi. Ia menunggu dengan cemas jawaban panggilan ke Ayna yang entah kenapa kali ini lama sekali. Ah, ya, diangkat. Naomi melambaikan tangan kanannya ke layar ponsel.
"Tumben.... Ada apa nih, telepon aku?"
"Kayak aku nggak pernah telepon kamu."
"Pernah, sih. Cuma kalau ada maunya doang."
Naomi rasa ia tidak seburuk itu, jadi ia melupakan tuduhan Ayna yang tidak berdasar. "Aku ada berita heboh. Heboh banget!"
"Oh, ya?"
"Serius, Ay. Please, dengerin baik-baik."
"Apa, sih? Soal Arga?"
"Sedikit menyangkut Arga."
"Oke..., apa beritanya?"
Naomi menarik napas dalam-dalam dan membuangnya keras. Ia melirik Defandra yang menjatuhkan mobil mainannya, lalu kembali menatap layar ponsel.
"Aku hamil," ucapnya dengan cepat.
"Hamil?"
"Iya, hamil."
"Wah, selamaaat! Nggak nyangka lho, Defandra bakalan dapat adik secepat ini."
Naomi menggigit bibirnya lagi, bukan itu yang ia harapkan. Ini bukan sesuatu yang pantas diberi selamat karena banyak alasan. Ia belum ingin hamil lagi; ia dan Arga sepakat program anak perempuan beberapa tahun lagi; dan Defandra masih terlalu kecil untuk jadi kakak. Oh, ya Tuhan... Apa yang sudah Naomi lakukan?!
"Masalahnya ini hamil tanpa rencana, Ay." Naomi hampir menangis ketika mengatakan itu. "Padahal aku nggak pernah lupa minum pil di masa subur."
"Jadi maksudnya kalau bukan masa subur kamu nggak minum pil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Suamiku: Jangan Lupa Banyak Bicara Hari Ini
RomanceSaudari Naomi Priska Sastraperwira, maukah kamu melihat saya setiap bangun tidur? Lalu ketika pulang kerja, eh ada saya lagi, saat makan malam, saya muncul lagi. Begitu mau tidur, ternyata saya lagi yang disamping kamu. Ketika kamu lagi PMS dan ngga...