19. Ngidam

34.5K 3.7K 192
                                    

"Lupa arahnya," Arga menatap Naomi penuh pertimbangan, "kamu ikut."

"Ngajakin?"

"Iya."

Naomi buru-buru menelan makanannya untuk memberi Arga wejangan soal nada bicara. Jika orang lain suka lupa pakai tanda baca di chat, Arga lebih sering suka lupa tanda baca waktu bicara langsung. Lelaki itu kalau mengirimkan pesan melalui WhatsApp pasti tidak pernah disingkat, tidak lupa menggunakan tanda baca juga.

"Sayang, kamu mau ikut?" Ia praktek langsung di depan Arga. "Aku lupa nih, arah rumah Ayna ke mana. Kan kamu nggak ngapa-ngapain, sekalian nanti main. Makan bakso, apa ke mal, apa makan di restoran."

Arga yang merasa disindir hanya diam dan meneruskan makannya. Sup buatan Naomi terasa sangat pas di lidahnya. Ia rasa ia akan suka sup ini.

"Bicara itu bernada, Ga. Kalau tanya pake nada bertanya. Kalau marah ya datar aja nggak pa-pa, sih."

Naomi membuang napas. Ia sepertinya tidak terlalu nafsu makan sekarang.

"Yuk, nanti makan bakso."

"Nggak habis?"

"Enggak. Nggak enak tau rasanya. Perutku agak kayak mual gitu."

Arga memiringkan kepalanya. Kasihan sekali Naomi yang harus mengalami itu semua. Setiap pagi ia mengeluh mual karena bau badan Arga. Jadi, Arga harus memakai parfum demi mengurangi mual Naomi.

"Mau istirahat di rumah aja?" tanyanya agak khawatir.

"No... pingin makan bakso."

Arga mengangguk. Mungkin ini yang dikatakan ngidam.

"Tapi..." Naomi mengatupkan bibir, matanya menatap ke atas dan keningnya berkerut. "Pingin mie ayam juga. Rujak, pecel... ketoprak..." Lalu ia tersenyum lemah. "Dari semalem aku mikirin ini masih belum yakin mau beli yang mana nih, Ga. Menurutmu beli yang mana?"

Bakso, mie ayam, pecel, ketoprak. Arga ikut berpikir. "Ketoprak," katanya kemudian.

"Kenapa?"

"Enak."

Naomi tersenyum tipis. "Bagi aku semuanya enak. Semuanya pingin juga. Tapi nggak bisa makan semuanya."

"Beli dua."

"Dua jenis?"

Arga mengangguk.

"Kamu beli dua, aku dua. Gitu bisa nggak sih?"

"Bisa."

Aaa...h! Naomi langsung mendorong mangkuk makannya ke tengah meja. Ia membereskan sarapannya lebih cepat. Well, perutnya harus siap makan dua porsi nanti.

"Pulang dari rumah Ayna kita langsung beli ya."

"Iya." Arga pasrah, meski ia ragu Naomi akan makan dengan baik. Ia meraih ponselnya, lalu mengirim pesan pada papanya.

Papa

Dia ngidam, Pa.

Ngidam apa?

Bakso, mie ayam, ketoprak, pecel.

Beli semua?

Iya.

Jangan makan banyak sekarang. Orang ngidam biasanya nggak mau makan.

Arga menebaknya dengan baik. Ia meletakkan lagi ponselnya ke meja, lalu menatap nanar mangkuknya. Ia suka sup ini, tapi siapa yang akan makan mie ayam, bakso, pecel dan ketoprak nanti?

Dear Suamiku: Jangan Lupa Banyak Bicara Hari Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang