"Hai!"
Arga dibuat terkaget-kaget lagi dengan kemunculan Naomi di taman belakang rumah mereka. Selama menikah, baru kali ini ia melihat istrinya memakai baju olahraga seketat itu: celana di atas lutut dan baju hanya sebatas bawah payudara yang menunjukkan dengan jelas bentuk tubuh Naomi.
Seharusnya Naomi olahraga dengan semangat, tetapi yang dilakukan wanita itu justru hanya melenggokkan badannya ke kanan ke kiri sembari menggerutu sendiri.
"Ngantuk banget, Gaaa!"
Dan kurang dari dua menit kemudian, Naomi mendesah panjang lalu mempertemukan pahanya dengan rerumputan yang segar. Matanya memandang Arga yang melakukan gerakan-gerakan pemanasan. Suaminya kelihatan melirik-lirik dia.
"Sarapan nasi goreng yuk..."
"Sekarang?" tanya Arga, ragu-ragu, dan berakhir duduk bersama Naomi di rerumputan. Ia mengintip kegiatan Naomi mencari menu nasi goreng di aplikasi pesan makanan online. Setelah menemukan apa yang dicari, lengkap dengan minuman yang segar, ia menambahkan menu itu ke dalam keranjang pesanan.
"Mau nasi goreng seafood. Sama minumnya jus jambu deh. Kamu mau juga enggak?"
"Mau."
Dan dalam hitungan menit kemudian, ia sudah duduk di meja makan menghadap nasi goreng hangat. Naomi di sebelahnya tampak berbinar. Wanita itu mencomot dua udang besar di atas nasi goreng dan menggigitnya, lalu menggumamkan kata enak dengan wajah yang begitu meyakinkan.
Dan Arga, ia terpekur sejenak. Udang miliknya masih utuh, belum tersentuh, sementara milik Naomi hampir habis seluruhnya. Wanita itu tampaknya begitu suka udang ini. Dan ia bisa apa, selain mengambil miliknya sendiri untuk dimakan Naomi. Tentu saja bikin wanita itu menatapnya heran.
"Makan aja, aku udah."
"Kamu suka."
"Kamu nggak suka udang ini? Enak lho..."
Arga bukan tipe manusia yang suka salah satu makanan dan nggak menyukai yang lainnya. Ia makan semua makanan yang boleh dan baik dimakan. Namun, ia akan lebih suka jika melihat Naomi senang hanya dengan makan udang seperti sekarang.
"Kamu makan aja," katanya sekali lagi. Ia bisa makan udang kapan pun ia mau, tetapi Naomi mungkin tidak. Ia khawatir sewaktu-waktu Naomi mendadak enggak doyan makan seperti ibu hamil kebanyakan.
Naomi tampaknya sedikit keberatan, tetapi ia akui ngiler melihat udang itu. Lantas, sebagai tindakan yang menurutnya paling bijak, ia kembalikan dua makanan itu kepada Arga.
"Makan aja, aku udah kok."
Namun, suaminya justru menolak dengan kalem. Maka Naomi mengambil satu udang dan memberikan satu untuk Arga.
"Satu-satu, oke?"
Arga kelihatan ragu, tetapi tak lama tersenyum dan menerimanya.
"Makasih," katanya, terdengar sangat rendah hati di telinga Naomi.
"Kok kamu yang makasih, kan aku yang dikasih?"
Arga menggeleng pelan, tidak perlu dipermasalahkan soal itu. Siapa pun boleh bilang terima kasih.
"Kalau aku jadi gemuk gimana?"
"Enggak gimana-gimana."
"Seriuuus! Aku jadi suka banget makan lho... sudah suka makan masih malesan gerak lagi. Bisa bayangin kan gimana lemak dari makanan bakalan kesimpan di badanku." Naomi menunjukkan lengannya. "Dia mulai membesar. Sebentar lagi membengkak. Lihat," katanya sembari memegang gumpalan lemak di lengan atasnya, "sangat empuk sekarang. Padahal dulu kencang banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Suamiku: Jangan Lupa Banyak Bicara Hari Ini
RomansSaudari Naomi Priska Sastraperwira, maukah kamu melihat saya setiap bangun tidur? Lalu ketika pulang kerja, eh ada saya lagi, saat makan malam, saya muncul lagi. Begitu mau tidur, ternyata saya lagi yang disamping kamu. Ketika kamu lagi PMS dan ngga...