11. Sayangku

40.5K 4.1K 124
                                    

Setelah sekian lama akhirnya double update xixixi.

Hapy reading

.
.
.

"Kenalan gih, sama Om Ganteng."

Bukan Naomi yang melakukan itu, tetapi Gia. Gadis itu meminta Abinanda dan Anindhya berkenalan dengan Arga—bukan pada Ken yang pacarnya Gia karena dua anak itu memang sudah kenal Ken dengan baik.

Arga punya permen di saku celananya. Ia mengeluarkan makanan manis itu dan memberikan pada si kembar.

"Mau?" tawarnya tanpa ekspresi berlebihan. Si kembar menerimanya dengan tatapan yang sangat lurus pada Arga.

Lalu ketika Arga mengulurkan tangan untuk menggendongnya, mereka sama-sama menerimanya. Sehingga, Arga harus memangku si kembar itu bersamaan di atas pahanya.

"Kereeen nggak, siii?" Gia berseru heboh. "Gila, kayaknya Naomi bentar lagi tekdung nih!"

"Apa hubungannya?" tanya Naomi malas. Gia ada-ada saja.

"Ya lihat aja, suaminya udah nempel banget sama bocil."

Alasan nggak masuk akal. Naomi semakin malas menanggapinya. Ia masih memangku stoples keripik pedas manis yang selalu ada di rumah Ayna. Cemilan ini favoritnya.

Namun, benar kata Gia. Si kembar memang nempel dengan Arga. Seperti Arga itu bapaknya. Pemandangan itu bikin Naomi berdesir. Ia bayangkan, ia melahirkan dan Arga, setiap pagi, nggak punya waktu untuk work out seperti biasa. Sebab Arga harus mengurus anaknya selama Naomi memasak.

Si kembar itu baru menggeliat minta turun saat melihat ibunya datang. Tubuh gembrot anaknya bikin si ibu yang kurus langsing itu tampak terlalu kecil.

"Udah, berangkat."

"Dek Anin sama aku dong, biar di mobil aman." Gia merebut si perempuan cilik itu.

"Nggak mau bawa Abin, Mi?" Lalu, Ayna menawarkan dengan baik hati, sembari mengedip.

Bukan Naomi yang menggendong Abin, tetapi Arga. Tentu saja membuat Gia dan Ayna kompak menatap Naomi dengan senyum terkulum. Seolah mereka sama-sama mengatakan:

Tuh, suami udah siap gendong anak, cepet jadiin.

"Bilang aja mau cari kesempatan pacaran, ngaku, Ay." Naomi mendengus demi mengalihkan topik.

"Ya namanya ada buntut, jarang bisa berduaan. Hehe, udah sana berangkat." Ayna mendorong Naomi sembari menggoda, "Semangat buatnya, biar cepet jadi."

***

Naomi mengamati Arga dan Abin yang saling ngobrol. Well, mereka membicarakan soal tumbuhan. Tumbuhan yang bisa masak sendiri. Tadi, Naomi sempat dengar Abin bertanya dengan nada heran.

"Gimana masaknya? Nggak punya dapur."

Lalu, dengan baik hati sekali Arga menjelaskan proses terjadinya fotosintesis. Naomi dibuat gemas saat pelajaran yang dijelaskan Arga sekelas anak SMA, padahal Abin masih belum sekolah.

"Matahari itu api, Om." Abin bercoletoh riang, seperti biasanya anak itu.

"Bukan." Arga menjawab sabar. "Matahari isinya gas yang mengalami reaksi fusi tak terkendali."

Duh Gusti, mana ngerti Abin soal begituan? Naomi membantin semakin gemas.

"Gas apa?"

Agaknya Arga lupa sehingga ia mengambil ponsel untuk mencari tahu lebih jelas. "Gas hidrogen 76%, helium 22%, oksigen dan gas lain 2%."

Dear Suamiku: Jangan Lupa Banyak Bicara Hari Ini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang