37. Saling mengobati

38 1 0
                                    

"Maaf atas luka dan duka yang selama ini kamu hadapi."

•••

Anak lelaki yang wajah nya di penuhi oleh luka dan lebam lebam tersebut keluar dari kamar nya dan mulai menuruni anak tangga satu persatu.

Sepertinya para penghuni rumah sedang santai karena mereka berempat tengah asyik dengan kegiatan nya masing masing di sofa ruang tengah.

"Oi no, makan noh ada nasi uduk di meja makan." ujar zean ketika menyadari kehadiran farzano.

Membisu, farzano malas meladeni.

Anak lelaki itu hanya menenggak segelas air lalu melangkah pergi menuju pintu rumah.

Langkah kaki nya terpaksa terhenti karena beberapa cuitan. tanpa membalik badan lelaki tersebut memasang kedua telinga nya baik baik.

"No gue beliin rokok dah, kali ini tanpa persyaratan apa pun, asal jangan diemin gue begini anjir." itu ujar zean.

"Zano, luka lo jangan di diemin gitu aja, nanti infeksi malah bahaya. seenggak nya obatin dulu atau tutup pakai kassa." kalau ini kata si tertua gerald.

"P3k masih di tempat kayak biasanya." ketus seperti ini sudah jelas tama.

"Zano, maaf." ini cuit si yang merasa bersalah.

Tidak ada yang digubris oleh farzano suara suara tersebut. lelaki itu kembali melanjutkan langkah jalan nya mulai keluar dari area rumah besar hitam putih tersebut.

•••

Satu keranjang buah, sudah. sebungkus bubur ayam, sudah. Dan kini farzano berinisiatif untuk mampir ke minimarket.

Motor nya terlihat ramai sekali dengan beberapa jinjingan. Farzano segera melajukan motor nya menuju ke arah rumah sang kekasih.

Hanya memerlukan beberapa menit saja untuk farzano sampai di rumah minimalis sang pacar. karena farzano berkendara diatas kecepatan rata rata.

Dan kini tubuh tinggi jenjang yang tegap tersebut sudah berdiri di hadapan pintu rumah hesya dengan kedua tangan nya yang menjinjing bubur ayam, buah buahan serta beberapa cemilan.

Wajah haikal terpampang setelah pintu tersebut dibuka. Farzano sedikit menundukkan kepala nya, lalu ia memberikan senyuman nya.

"Agak mau marah si, karena kebelakangan ini lo jarang keliatan?" cibir pria yang berdiri dihadapan farzano.

"Tapi, ya yaudahlah ya hubungan lo bukan urusan gue, tapi kalo emang lo udah berani sakitin adek gue kita baku hantam." haikal dengan kalimat pengingatan nya.

"Btw, muka lo kenapa?" haikal cukup heran bahkan ikut merasa ngilu melihat luka luka yang ada di wajah pacar adik nya ini.

"Berantem." jawabnya sekena nya.

Haikal pun hanya mengangguk kepala dengan ekspresi yang masih ngilu melihat luka luka tersebut.

"Gih sono, dia ada di kamarnya."

"Terimakasih bang."

Dan setelahnya, farzano mulai melangkah menuju kamar sang kekasih.

Bunyi knop pintu terbuka berhasil mengambil atensi hesya sepenuhnya. dirinya dibuat takjub saat melihat penampakan wajah setelah pintu terbuka, senyuman itu yang hesya rindukan.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang