6. Ojek dadakan

238 31 3
                                    

Nyatanya, punya kakak laki laki tak seindah di cerita novel.

•••

Berguling kesana kesini, hingga kedua mata nya pun mulai terbuka saat pancaran sinar sang surya telah mengganggu nya.

Salah satu tangan nya meraba nakas yang berada di samping tempat tidur. Di ambil ponsel milik nya yang tertera sebuah pesan dari haikal.

Dirinya yang tadi terbaring nyaman di balik selimut seketika segera duduk dengan kedua mata nya yang melebar seolah ingin keluar dari tempat nya.

Tanpa membalas pesan dari sang abang nya terlebih dahulu, hesya segera melempar ponsel nya ke sembarang tempat namun masih di atas ranjang nya yang empuk. Setelah itu, gadis itu berlari terbirit birit menuju ke arah kamar mandi.

•••

Kedua kaki nya terus melangkah secara tergesa gesa sembari berharap harap ada sebuah angkutan umum yang lewat.

Gadis bernama hesya tersebut selalu mengdumel di setiap langkahnya, terus mengumpat, mengomel ngomel seolah abangnya ada di hadapan nya. Ditambah lagi, hesya sangat amat kesal karena hp nya yang sangat lama sekali mendownload aplikasi ojek online.

Hesya terus berharap dan berdoa kalau dirinya tak akan telat, gadis itu tersenyum bahagia saat kedua mata nya mendapatkan seseorang yang lewat setelah sedari tadi jalanan yang di lewatkan hesya sangat sepi.

"Eh, apaan nih? Lo begal ya?" tanya lelaki dengan helm fullface nya karena motornya yang di berhenti kan secara tiba tiba oleh seorang gadis di pinggir jalan.

Gelengan kepala yang cepat gadis berseragam abu abu itu berikan. "Bukan bukan, enak aja. Gue orang baik baik kok, gue minta tolong yaa anterin gue ke sekolah. nanti bakal gue bayar deh." hesya mulai memohon dengan lelaki yang sebelumnya belum di kenal itu.

Hesya tahu sih, bahwa tindakan nya ini sangat berbahaya. Karena, bisa saja lelaki di hadapan nya ini akan berbuat baik di awal namun setelah itu mungkin saja kan laki laki si pengendara motor ninja hitam itu melakukan aksi kejahatan seperti di berita berita?

"Nama lo siapa dulu? Jadi kalo nanti tiba tiba gue di hipnotis sama lo seenggak nya gue udah tahu nama lo." lelaki tersebut membuka helm fullface nya sehingga wajah yang tak bisa di bilang buruk itu terpampang begitu jelas.

"Almaira Hesya Naqila, lo bisa manggil gue hesya." ujar hesya dengan bertubi tubi dan sangat bersemangat.

"Hesyayang ku kan?" cicit lelaki tersebut dengan senyuman nya. Duh betapa tampan nya lelaki ini? Ah tidak tidak bagi hesya masih jauh lebih tampan sang pemilik hati nya.

"Apa kata lo aja deh, yang penting plis sekarang anterin gue ke sekolah." tanpa di berikan aba aba terlebih dahulu oleh sang pemilik motor, hesya sudah melangkah naik dan duduk dengan sempurna di atas jok yang menukik itu.

•••

Seolah sebagai penyelamat kehidupan nya, berkat lelaki tersebut hesya tak telat datang ke sekolah hari ini.

Hesya segera melangkah turun, lalu mulai mengeluarkan selembar uang dari saku baju seragam nya.

Lelaki yang berada di atas motor tersebut membuka kaca helm fullface nya memberikan senyuman nya walau hanya terlihat samar samar karena tertutup helm sebagian.

"Berasa kayak tukang ojek gue kalo di bayar. Udah gue iklhas." tolak lelaki tersebut.

"Eh, tapi kan lo dah baik banget nganterin gue ampe sekolah. Nih gak apa apa ambil aja." hesya terus menyodorkan uang kertas tersebut tapi tetap saja pada akhirnya di tolak oleh lelaki itu.

"Udah sono masuk. Belajar yang bener ya hesyayang ku." lagi lagi lelaki tersebut tersenyum.

Gadis berseragam putih abu abu tersebut pun segera melangkah memasuki gerbang sekolah, mencoba mempercepat langkah menuju kelas nya.

Sedangkan lelaki yang tersenyum melihat punggung hesya tersebut pun segera kembali menutup rapat helm nya, lalu mulai menancapkan gas nya.

•••

Melangkah menyusuri koridor menuju ke arah kantin untuk membeli sesuatu yang bisa mengisi perut nya yang sudah berteriak teriak.

Hesya memberanikan diri untuk pergi meninggalkan kelas nya dan menuju kantin, mencoba pura pura buta dengan semua tatapan sinis yang di tujukan pada dirinya.

Semangkuk bakso yang di pesan nya di santap dengan hikmat dengan tangan yang sembari memainkan ponsel nya. Sebuah pesan singkat muncul dengan cepat hesya pun membaca pesan tersebut.

Rupanya itu sebuah pesan dari sang kakak lelaki nya, lelaki tersebut memberitahu hesya bahwa nanti pulang sekolah hesya di suruh naik ojek online saja karena haikal beralasan akan mengerjakan semua skripsi nya bareng teman dan pacar nya.

Sungguh rasa kesal nya meningkat drastis, mengapa hari ini abang satu satu nya itu sangat sangat menyebalkan si? Lama lama rasanya hesya ingin menyuruh sang kekasih membunuh abang nya tersebut.

Saat mata nya masih terfokus pada layar ponsel, tiba tiba suara seseorang berhasil mengejutkan hesya, gadis itu pun segera menoleh ke arah lelaki yang sudah duduk tepat di samping nya.

"Akhirnya bisa pulang bareng ama pacar." farzano mengambil gelas berisi jus alpukat milik hesya lalu menyeruput nya.

"Zanooo, itu minum gue." pekik heysa segera mengambil jus milik nya.

"Bandel mulut nya nih, minta aku cium ya?" zano memberi tatapan yang mengerikan ke arah gadis di sebelah nya.

"Iya iya maapin aku." tutur hesya yang langsung di hadiahi cubitan gemas pada pipi nya.

"Yaudah nanti pulang sekolah aku nunggu kamu di depan kelas kamu." senyuman terbit di wajah lelaki bernama farzano tersebut.

"Eh nggak usah." pekik hesya yang langsung di beri tatapan tajam nan datar oleh sang kekasih pembunuh nya tersebut.

Hesya berusaha menelan Saliva nya susah payah, mengapa ekspresi sang pacar bisa berubah drastis dengan sangat cepat?

"Aku cuman gak mau anggelin sama temen temen sekelas ngeledek aku no." keluh hesya mencoba membuat sang pacar agar tidak salah paham.

Lelaki dengan baju seragam yang sudah tak berada di dalam celana tersebut pun mencoba bergegas pergi tanpa berbicara sedikit pun. Namun, hesya berhasil menahan kepergian kekasih nya itu dengan memegang lengan kekar tersebut.

"No, yaudah deh gak apa apa kamu tunggu di depan kelas aku." lirih hesya sedikit mendongak agar bisa menatap wajah milik pacar ganteng nya.

Lelaki yang tangan nya masih di genggam oleh hesya belum juga mengeluarkan ekspresi nya, wajah datar nan tajam nya masih setia lekat.

Hesya sudah takut dan ngeri saat lelaki di hadapan nya mendekat kan wajah nya pada wajah milik nya.

"I love you." sebuah senyuman muncul pada wajah milik lelaki bernama farzano tersebut.

Hesya pun bisa bernafas lega dan kembali tersenyum saat melihat lelaki di hadapan nya sudah mulai memunculkan senyuman nya.

•••

Semoga kisah farzano tidak membosankan ya, dan untuk kalian yang sudah membaca jangan lupa meninggalkan jejak.

Salam sayang dari penulis.


IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang