24. Masih marahan

65 7 0
                                    

Lo belom coba kasih waktu sama logika.

•••

Hari ini hesya sengaja berangkat agak siangan karena dirinya yang malas terlalu kelamaan di sekolah mengingat kejadian memalukan kemarin.

Dan kini kaki nya pun mulai menyusuri koridor yang entah kenapa tiba tiba menjadi horor bagi hesya hari ini.

Yang dimaksudkan horor oleh hesya adalah pandangan para penghuni di sepanjang koridor yang menaruh intens pada diri hesya.

Hesya terus berjalan dengan menundukkan kepala nya di sepanjang koridor. Namun, sebentar hesya menghentikan langkah kaki nya saat mendengar salah satu orang di koridor tersebut bercuit.

"Hay jalang." Cicit siswa tersebut dan langsung di tambahkan tawa pecah oleh teman teman nya yang lain.

Yang mendengar penuturan seperti itu, hesya pun lanjut berjalan dengan mempercepat langkahnya agar cepat menuju kelas.

•••

Pada jam istirahat kedua, anak anak kelas pada rame rame keluar kelas karena kata nya sih ada yang lagi berantem di tengah lapangan.

Hesya yang memang pada dasarnya tidak tertarik pun hanya acuh tak acuh. Dia hanya sekilas melirik ke arah jendela lalu kemudian melirik ke arah bangku kosong milik kekasihnya.

Hari ini, dirinya benar benar tidak ada interaksi sama sekali dengan farzano bahkan hanya sekedar temu pandang pun tidak ada.

Ditarik nya napas panjang lalu di hembuskan nya kembali. Gadis itu mulai mengscroll layar ponsel nya.

Namun seketika atensinya terfokus pada perbincangan kedua teman anggelin yang baru saja masuk kelas dan menghampiri anggelin yang posisi nya berada di kursi ujung kelas.

"Njel njel njel." Ujar nya heboh.

"Apaan si lo berdua berisik banget." Cibir sang pemilik nama.

"Si farzano ribut ama roby anak kelas sebelah." Kata nya, hesya yang mendengar pun langsung bangkit dari duduk nya dan segera melangkah menuju lapangan.

Anggelin yang tak mau ketinggalan pun langsung segera mengikuti langkah hesya dan berusaha mencoba dahului langkahnya.

Ketiga gadis yang tadi keluar kelas bersamaan dengan hesya melangkah mendekat ke area perkelahian, sedangkan hesya hanya berdiri di koridor dan memperhatikan bagaimana dua lelaki tengah berkelahi di tengah lapangan.

Tak sengaja sepasang sejoli tersebut melakukan kontak mata, namun dengan dahulu farzano memutuskan kontak mata tersebut.

"Farzano, kamu itu mau jadi preman?! Sudah cukup!" Teriak salah satu guru yang tengah mencoba menarik farzano, guru laki laki yang hesya kenal sebagai guru bimbingan konseling.

"Tunggu dulu pak. Saya akan terima hukuman apa saja yang akan bapak kasih nanti, tapi sekarang saya gak bisa ngebebasin bajingan ini begitu aja sebelum dia minta maaf sama hesya." Ucapnya penuh dengan emosi.

Gadis yang melihat percekcokan tersebut dari koridor sempat tertegun sebentar. Ternyata farzano berkelahi karena dia mengetahui kejadian tadi pagi? Kejadian dimana laki laki bernama roby roby tersebut memanggil dirinya jalang?

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang