12. Nasi goreng special

119 19 0
                                    

Sederhana, namun menenangkan jiwa.

•••


Kelas masih tampak sepi. hampir setengah dari teman kelas nya yang belum hadir dan setengah nya lagi banyak yang berada di kantin di bandingkan di kelas. hesya sedari tadi pun hanya mengscroll layar hp nya. di lihat nya jarum jam yang masih menunjuk ke arah angka enam, masih sekitar empat puluh lima menitan lagi bel kegiatan ngajar mengajar berbunyi. 

Gadis itu mematikan layar ponsel nya lalu memutar tubuh nya setengah derajat putaran, menatap ke arah kursi milik farzano yang masih belum di huni sang pemilik nya. hesya bangkit dari duduk nya dan melangkah ke arah pintu kelas berniat ingin membeli makanan ringan di kantin untuk camilan menemani kesendirian nya. Saat sudah berada di ambang pintu langkah kaki nya tertahan karena ada seseorang yang baru saja datang dan mau masuk kedalam kelas, otomatis berpaspasan dengan hesya.

Lelaki itu melemparkan senyuman hangat nya untuk hesya yang tengah mendongak agar dapat menatap bola mata lelaki di hadapan nya, dan senyuman itu pun di balas dengan senang hati oleh hesya tak kalah jauh hangat nya.

"mau kemana?" tanya nya.

"mau jajan ke kantin." balas hesya masih dengan senyuman nya. "aku ikut dong." ujar lelaki berseragam putih abu tersebut dengan ransel yang masih berada di sebelah pundak nya.

Gadis yang ingin pergi ke kantin tersebut tertawa kecil saat merasa bahwa tingkah pacar nya tadi itu menggemaskan. "yaudah sana kamu taro dulu tas kamu no."  lelaki tersebut tersenyum sembari menganggukkan kepala nya lalu melangkah masuk kedalam kelas untuk menuju ke arah tempat duduk nya. hesya memilih untuk menunggu di ambang pintu.

Tubuh nya terhuyung pelan karena ada seorang gadis yang baru saja menabrak bahu milik nya. anggelin dan kedua sohib nya tersebut baru saja datang, dan kedatangan anggelin membuat hesya sedikit kesal, bagaimana tidak kesal gadis itu baru saja datang namun dengan tanpa alasan atau hal apa pun dengan sengaja anggelin menabrak bahu milik nya. anggelin segera masuk kedalam kelas setelah melemparkan tatapan sinis nya.

"Dor." dengan tawa ceria nya anggelin menyapa lelaki yang tengah berusaha melepas hoodie nya.

Mendengar suara keramaian dari dalam kelas, hesya yang berada di ambang pintu kelas pun menoleh ke dalam. Terlihat penampakan anggelin yang tengah duduk di atas meja yang terletak di hadapan farzano. Sebentar lelaki itu melihat ke arah gadis yang baru saja bersuara tersebut, namun setelah itu farzano melangkah kan kaki nya mendekati pintu kelas.

"Happy brithday farzano." suara lantang milik gadis tersebut berhasil menghentikan langkah farzano.

Farzano masih terdiam, tidak bergerak dan tidak juga berbalik badan. Dia masih berpikir terlebih dahulu. Mengapa gadis tersebut mengetahui hari kelahiran dirinya? kedua mata farzano dilemparkan ke arah gadis yang berada di ambang pintu kelas yang juga tengah menatap dirinya.

Lelaki bertubuh jangkung tersebut membalikan tubuh nya menghadap ke arah gadis yang tengah duduk di atas meja dengan senyuman lebar yang ditujukan kepada dirinya. anggelin turun dari meja dan berjalan melangkah mendekati farzano yang kondisi letak berdiri nya berada di tengah tengah antara posisi anggelin dengan posisi letak pintu yakni hesya berdiri.

Anggelin meraih salah satu tangan besar milik farzano lalu di tautkan dengan telapak tangan milik gadis tersebut atau bisa dikatakan dengan berjabat tangan. "happy brithday farzano pandu adiyaksa.  semoga hal hal baik menyertai." gadis yang terlihat ceria tersebut mendoakan farzano yang tentu nya dengan belum melepaskan jabatan tangan nya.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang