34. Starbucks

29 2 0
                                    

Starbucks adalah rute paling cepat menuju kemiskinan.

•••

Hesya perlahan membuka kedua mata nya, karena pancaran sinar sang surya sudah mulai menembus celah celah kain gordyn kamar nya.

Gadis itu mengucek kedua mata nya lalu mengikat rambut nya dengan asal. hesya mulai keluar dari area kamar.

Dengan kedua mata yang masih terasa sepat untuk dipaksa dibuka hesya menuruni anak tangga.

Gadis dengan muka bantal nya tersebut melangkah ke arah dapur berniat untuk mengambil segelas air. Akan tetapi, sesampainya di dapur ia sangat dikejutkan dengan ucapan good morning.

Hesya lupa dengan kehadiran farzano.

Kedua mata yang tadinya masih terasa sepat pun seketika membulat sempurna. Yang dipikirkan hesya sekarang adalah kondisi wajah nya, pliss hesya malu bertemu pacarnya dengan kondisi wajah baru bangun tidur.

"Good morning." Lelaki itu memberikan senyuman nya.

Mata hesya yang tadinya masih terasa kabur untuk melihat sekitar seketika langsung terasa segar akibat senyuman maut.

Namun dengan semua kesadaran yang sudah terkumpul, gadis itu dengan cepat membalikkan tubuh nya agar sang kekasih tidak melihat penampakkan nya sekarang.

"Heh bukan nya bales sapaan malah balik badan." Oceh lelaki yang tengah menyender di kitchen set dapur.

"Ah zano, aku malu muka aku masih muka bantal banget!" Jawab gadis yang masih membelakangi lelaki tersebut.

Lelaki tersebut melangkah mendekat, tangan nya memutar tubuh gadis berpiyama tidur tersebut.

"Aku seneng banget." Celoteh pria tersebut.

"Kalo kayak gini berasa kayak simulasi berumah tangga." Pria itu menerbitkan senyuman manis nya.

Sebisa mungkin hesya menyembunyikan blushing nya. gadis itu menampar pelan dan dengan asal pipi sang pacar.

"Ih apasi ngaco."

Farzano tersenyum karena senang melihat sang gadis nya tengah terlihat tersipu malu.

"Ayo sarapan, udah siap tuh." Ajaknya, dengan dagu yang digerakan sebagai pengarah ke arah meja makan, dimana sudah ada 2 lapis roti diatas piring.

•••

Makan sudah, Mandi pun juga sudah. dan kini sepasang anak remaja itu tengah duduk di ruang televisi, mungkin menurut farzano dan hesya mereka kini tengah tidak melakukan apapun tapi tidak seperti itu jika menurut sudut pandang haikal.

Pria yang kini sudah terlihat berpenampilan rapih itu sangat muak melihat romantisme romantisme kisah cinta adik nya tersebut.

Pria bercelana levis dan berkaos abu dengan dibalut kemeja kotak kotak berwarna hitam itu berjalan mendekat ke arah orang yang tengah berpacaran.

Haikal berdeham.

"Lo gak pulang?" tanya nya santai namun dibalas tatapan tidak santai dari sang adik.

"Abang kok ngusir?!" Ujar hesya tidak terima.

"Bukan gimana gimana si, tapi gue udah agak mual ngeliat lo berdua pacaran dirumah." Ujar haikal sembari mengambil remot tv.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang