28. Kecurigaan

58 4 0
                                    

Mungkin saja ia serigala berbulu domba

•••

Pagi tadi sebelum hesya berangkat sekolah ia sempat mengunjungi sang abang yang berada di rumah sakit.

Saudara kandung semata wayang nya tersebut sudah terlihat jauh lebih baik keadaan nya, dan dokter pun sudah mengizinkan nya pulang.

Dan mungkin kini abang nya itu sudah berada di rumah, maka dari itu sepulang sekolah hesya langsung cepat cepat pulang.

Jujur saja hesya rindu sekali beradu cek cok, rebutan remot televisi, dan berbagai hal hal kejahilan dengan abang nya di rumah. walaupun abang nya modelan manusia yang halal untuk di bunuh tetapi hesya sangat amat menyayangi nya.

kini hesya tengah memesan ojek online namun ojek tersebut tak juga kunjung datang. jangan tanyakan dimana keberadaan sang pacar, persetan dengan farzano, dua hari kebelakang ini lelaki tersebut terlihat aneh dari sifat nya. kali ini hesya tak terlalu memusingkan akan hal itu.

penantian hesya akhirnya terbayar, abang abang ojek online yang di pesan nya sudah datang.

Hari ini jalanan tampak tak terlalu ramai, bagus sekali membuat hesya cepat sampai di rumah nya.

Dari kejauhan hesya menyipitkan kedua mata nya untuk lebih jelas melihat sesuatu yang berada di depan rumah nya.

Gadis tersebut meminta untuk turun di pinggir jalan. setelah membayar ojol, hesya berjalan sembari mengumpat di semak semak taman perumahan.

Orang itu, peneror itu, lagi lagi ia mendatangi rumah nya. penglihatan hesya tak luput dari gerak gerik orang tersebut. orang yang kini berada di balkon rumah nya. hesya yakin orang tersebut bukan lah rampok yang niat untuk membabat habis harta benda nya, namun orang itu adalah dalang dari teror selama ini.

siapa dia?

Hesya melirik ke arah motor peneror tersebut, lalu gadis tersebut kembali menatap ke arah orang yang mencurigakan tersebut. sial, hesya tidak bisa mengetahui wajah orang tersebut karena orang tersebut sepertinya sengaja tidak melepas helm fullface nya.

deg.

Jantung nya berdebar tatkala hesya rasa orang tersebut tak sengaja melihat nya, dengan cepat cepat hesya langsung bersembunyi di balik semak semak taman.

Tangan nya mengelus dada nya saat mendengar suara knalpot motor tersebut yang artinya motor orang aneh itu sudah beranjak pergi.

Hesya mengatur napas nya agar kembali normal. baru saja detak jantung nya kembali normal namun kini kembali memompa lebih kencang karena seseorang yang menepuk bahu nya dari belakang.

"Sya, lo ngapain disini? lagi simulasi wajib militer?"

Hesya menoleh tatkala suara bariton tersebut menembus sepasang indra pendengar milik nya.

Gadis berseragam sekolah tersebut mendongak, hening sebentar, lalu hesya bangkit dari duduk nya. tangan nya sibuk membersihkan sisa sisa rumput yang menempel di rok seragam nya.

"Lo ngapain disini? abang lo noh udah pulang." ujar gayhan dengan tatapan heran terheran heran menatap hesya.

Mulut hesya tergagap, "a--anu, ngobrol tuh ama mereka." jari telunjuk nya mengarah ke arah rumput dan dedaunan hijau.

Gadis tersebut segera melangkah menuju ke rumah nya, meninggalkan gayhan sendirian yang masih mematung menatapi rumput rumput taman.

"Abang nya baru aja sembuh, sekarang adek nya yang sakit." gumam gayhan yang masih menatap rumput tidak percaya.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang