1. Tak terduga

1.2K 79 6
                                    

Hanya ingin memastikan, bahwa aku bisa selalu di samping mu. Agar bisa melindungi mu dari segala bahaya.

•••

Masih sama dengan hari hari biasa nya. Di sambut dengan cemooh cemooh dari mulut para siswi siswi di kelas. Bagi hesya, ini sudah biasa, jadi dirinya sudah cukup kuat.

"Heh, cewek katro. Muka lo pucet banget sih? Tanda tanda pengen mati kayak nya." gadis itu, sebut saja nama nya anggelin tertawa puas dan siswi lain nya pun ikut menambahkan.

Sebenar nya sangat malas sekali meladeni cewek yang penampilan nya sudah seperti ondel ondel ini. Namun entah kenapa kali ini bibir hesya terasa gatal.

"Gue ini ke sekolah mau belajar bukan mau mangkal kayak lo. Jadi ngapain make up-an." bagus hesya. Sekali kali orang seperti anggelin harus di balas supaya tidak menindas orang mulu.

"Heh pucet, berani ya lo!" kedua mata nya sudah menatap sinis ke arah hesya, seolah olah ingin memakan nya.

Tiba tiba suasana kelas menjadi ricuh, ada apa ini? Pasti nya bukan guru yang masuk karena memang bel masuk yang belum berbunyi.

"Eh ya ampun cogan nongol dari mana iniii?"

"Ganteng nya jodoh orang."

"Kalo isi kelas cowok nya kek begini semua, rajin banget gua ikut jam pelajaran."

Seisi kelas sangat ricuh karena para siswi siswi yang dengan terlalu berlebihan memuja muja seorang laki laki yang seperti nya anak baru.

Tunggu sebentar, kedua mata hesya membulat dengan sempurna. Lelaki itu adalah, 'si pembunuh? Oh ya tuhan ternyata ucapan lelaki itu tak pernah main main.

Ini merupakan kesempatan hesya untuk cepat cepat pergi dari kelas, karena lelaki itu yang masih di gerombolin cewek cewek yang ingin modus.

Dengan cepat gadis berkuncir satu itu pun melangkah kan kaki nya, entahlah dirinya mau kemana.

Karena saking fokus nya untuk berjalan cepat, sampai sampai mata hesya tidak melihat bahwa ada orang yang sengaja menaruh kaki nya untuk membuat hesya terjatuh. Dan, pada akhirnya kedua lutut hesya pun mencium ke lantai.

Sebuah tangan mengulur ke hadapan hesya berniat untuk membantu nya bangkit. Hesya pun menerima bantuan itu.

"Makasi." ujar hesya.

Lelaki itu tidak membalas. Namun, lelaki 'si pembunuh itu berjalan mendekat dan dengan cepat menarik kerah baju siswa yang tadi sudah dengan sengaja membuat hesya jatuh.

"Lo mau celakain hesya?" lebih keras lagi kerah itu di genggam.

"Kaki lo mau gua potong potong trus gua jadiin tongseng?" dengan emosi yang menggebu gebu dirinya mengatakan itu.

Dengan berusaha sekuat tenaga hesya menarik tubuh lelaki 'si pembunuh itu agar cengkraman itu terlepas.

"Udah udah, lagian gue gak apa apa kok." untung saja lelaki itu mendengar kan ucapan hesya.

Dengan kasar, lelaki itu melepaskan cengkraman nya. Siswa yang baru saja di lepas cengkraman nya itu dengan cepat cepat menghirup udara sebanyak banyak nya.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang