8. Jangan sentuh!

230 28 1
                                    

Apa perlu, aku beri tanda pada kening mu bahwa kamu milik ku?

•••

Malam ini, seperti malam biasa nya. Sang kekasih kesayangan nya tengah mampir untuk membuat hesya terus tersipu malu di malam hari.

Hesya menutup buku nya dan memasukkannya dengan sangat rapih pada ransel nya. Semua perlengkapan sekolah sudah lengkap, dan kini gadis itu berniat untuk masuk ke alam mimpi.

"No, besok sekolah. Kamu gak belajar? Ini udah jam sepuluh loh." ujar hesya memperingati sang kekasih nya tersebut.

Lelaki yang tak henti henti tersenyum sembari menatap hesya itu pun menggelengkan kepala nya. "Aku mau pastiin kamu tidur nyenyak dulu malam ini." ujar farzano.

"Dih, masa iya aku tidur di liatin kamu." komen hesya yang tak setuju dengan ide gila sang pacar nya.

Tersenyum, lalu di ulurkan tangan nya hanya untuk mengusap ujung kepala hesya secara asal namun lembut.

"Yaudah, aku pamit ya." lelaki dengan jaket hitam nya tersebut pun memberikan lekuk senyum nya.

Gadis dengan piyama tidur mengangguk, lalu menatap kepergian pengisi hati nya. Setelah farzano sudah benar benar pergi, gadis dengan piyama kotak kotak tersebut pun segera merebahkan tubuh nya dan menutup nya dengan selimut.

•••

Hesya terbangun tepat saat jam weker dan ponsel nya berbunyi kencang secara bersamaan.

Tangan nya meraba nakas untuk mematikan jam terlebih dahulu, setelah itu mengambil ponsel nya yang berdering.

"Halo" ujar hesya dengan suara khas bangun tidur nya.

"Halo dek, lo berangkat naik ojol aja ya. Gue semalem ketiduran di kos temen trus sekarang gak bisa pulang karena udah sampe di kampus."

"Loh, bang, kok lo sekarang gitu sih?!" protes sang adik pada kaka nya tersebut.

"Gue minta maaf, yaudah sono buruan mandi nanti telat sekolah---"

hesya berteriak kesal setelah itu langsung mematikan ponsel nya begitu saja.

Gadis yang tengah dibakar emosi tersebut pun segera masuk ke dalam kamar mandi. Dan, kali ini hesya mandi lebih cepat di bandingkan hari hari sebelum nya.

Hesya menguncir rambut nya, setelah itu memakai bedak tabur dengan asal saja. Kemudian gadis itu mengambil ransel dan memakai sepatu nya dengan gerakan cepat.

Dia segera berlari saat pintu rumah sudah benar benar di kunci oleh nya. Kedua kakinya terus menyusuri jalanan berharap ada sebuah angkutan umum yang lewat.

Sebentar, kenapa tidak memesan ojol saja?

Tangan hesya pun segera merogoh ke dalam ransel nya untuk mengambil sebuah benda pipih bercasing kotak kotak tersebut.

Kedua mata nya membulat sempurna saat mengingat bahwa ponsel miliknya masih tertinggal di atas ranjang. Ah, benar benar hari yang sial bagi hesya.

Gadis berseragam putih abu abu itu pun hanya pasrah menunggu angkutan umum, karena tidak mungkin kan bila dirinya harus balik lagi ke rumah?

Bukan nya sebuah mobil angkutan umum yang di tunggu nya namun ini malah sebuah pengendara motor ninja hitam yang berhenti di hadapan nya.

Gadis yang kini tengah mencengkram erat tali ransel nya menatap horor ke arah lelaki berhelm fullface tersebut. Lelaki tersebut membuka kaca helm nya dan kedua mata nya pun mulai nampak terlihat.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang