17. Random talk

88 13 0
                                    

Jangan berpisah karena ingin.
•••

Sesuai dengan perkataan pria paruh baya yang berumur 47 tahunan tersebut, kini meja makan dirumah hesya sudah dipenuhi oleh berbagai macam menu makanan.

Hesya yang melihat nya pun merasa heran sendiri, menatap meja tersebut dengan tidak percaya.

Gadis yang ideal nya memang tak suka banyak makan tersebut merasa mual duluan melihat makanan yang sedari tadi tak henti henti dirinya tata serapih mungkin diatas meja.

"Pah, ini bukan nya terlalu berlebihan?" Tanya hesya karna sedikit kurang setuju dengan sikap sang ayahanda yang dianggap berlebihan menyambut para bujang yang hesya tahu siapa mereka.

"Anak anak papah kan pada gak suka makan. kali aja karena makan bareng temen temen abang mu itu kalian jadi ikutan makan banyak." Papah menjeda kalimat nya dan tersenyum meringis menatap kedua anak nya yang tengah bersebelahan.

"Lihat noh, badan kalian udah kayak congcorang." Lelaki bernama Harry tersebut tertawa, sedangkan sang adik kakak yang tengah berdiri bersebalahan tersebut hanya saling tatap menatap.

Waktu terus berjalan, hingga tak terasa ba'da isya pun telah tiba. Lelaki sang kepala keluarga baru saja selesai mandi, anak lelaki di keluarga tersebut tengah santai bermain game online di meja makan, dan anak perempuan nya baru saja selesai menyelesaikan kewajiban nya sebagai umat.

Hesya baru selesai melipat dan merapihkan alat ibadah nya. Rupanya suara ramai ramai sudah terdengar dari bawah, seperti nya sang tamu undangan sudah datang.

Gadis yang berpakaian santai rumahan namun sopan tersebut segera melangkah keluar kamar dan menuruni anak tangga setelah suara sang papah meneriaki nama nya.

Langkah nya terhenti di pertengahan anak tangga, disaat yang lain nya sibuk namun hesya dan farzano malah saling tatap dan melempar senyum satu sama lain.

Gayhan tanpa sengaja menatap ke arah gadis yang tengah berdiri di atas anak tangga sana lalu lelaki tersebut pun menoleh ke arah sohib nya yang duduk di sebelah nya, gayhan tersenyum kecut.

"Sini 'dek buruan turun." Ujar pria paruh baya setelah menyadari kehadiran sang anak gadis nya.

Karena hesya merupakan perempuan satu satu nya di meja makan tersebut, ia pun memilih tempat duduk tepat bersebelahan dengan sang papah.

Setelah menarik kursi, hesya tak langsung duduk. Ia menatap ke arah masing masing wajah pria di hadapan nya. Hati nya terasa sejuk saat bertemu tatap dengan sang kekasih namun mendadak berubah saat pandangannya bertemu dengan sorot mata tama, hesya langsung memutuskan kontak dan segera mendaratkan bokongnya.

"Ayo silahkan dimakan, jangan malu malu." Ujar papah ramah.

"Iya om, aduh ini banyak banget loh om saya jadi gak enak." Timpal gayhan sembari terkekeh.

"Halah pak! Udah buru makan gak usah basa basi lagi. biasanya juga lo yang suka ngabisin porsi jatah nasi kotak gue pas acara juga." Cibir haikal yang membuat beberapa orang disana tertawa.

"Gak seru lo pak maen nya buka kartu!" Ujar gayhan, dan mereka tertawa, terkecuali teman teman nya.

"Loh gayhan temen kampus nya haikal ya? Jadi ini semua nya kalian satu kampus?" Pria sang pemilik acara makan malam pun membuka sesi tanya jawab.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang