27. Tama gak mau bantu

42 6 0
                                    

Jangan lupakan, dunia ini adalah panggung, dan semua orang pandai berakting.

•••

"Sya bangun, nanti kesiangan sekolah nya." Suara bariton itu berhasil membangunkan anak gadis yang tubuhnya tenggelam oleh selimut disofa. hesya itu tipikal orang yang gak ngebo jadi walaupun ada suara sedikit tetap saja tidur nya akan terganggu.

Ya, anak gadis tersebut memilih untuk tidur di ruangan inap abangnya mengingat bahwa kaca kaca jendela rumah nya belum di renovasi. sebenarnya sang pacar sudah menawarkan untuk hesya menginap saja di kediaman nya alias rumah tama namun hesya tidak mendapatkan izin sang abang.

Hesya membuka kedua mata nya, lalu terduduk di sofa tersebut sembari merenggang kan otot otot tubuhnya.

"Sekolah, balik sono." ujar anak lelaki yang menyender di kepala brankar rumah sakit.

Raut wajah hesya mulai berubah menjadi ekspresi orang yang ingin julid, tak lupa dengan sorot mata nya yang menukik tajam ke arah haikal.

"Tanpa lo usir gue juga mau balik." jawab hesya sensi.

Gadis itu bangkit, menguncir rambut nya, lalu menyambar tas kecil milik nya dan mulai melangkah pergi.

"Heh bocil, lo balik nya sama rara. biar bisa temenin lo nanti pas mandi."

hesya berhenti dan berbalik badan kembali, menghadap ke arah brankar yang menampung seorang pasien bernama alvreza haikal tersebut.

"Maksut? gue dimandiin mbak rara gitu?" pertanyaan bodoh yang entah kenapa juga hesya lontarkan.

Abang gadis itu langsung memasang ekspresi wajah julid nya dengan mulut menganga tidak percaya sedangkan sang empunya nama pun membulatkan mata karena kaget.

Rara tertawa lepas melihat tingkah konyol adik dari pacar nya tersebut.

"Apasi? gak gitu. rara daripada mandiin lo mending juga mandiin gue." Cibir pria yang kini tengah memasang wajah kesal nya karena adik nya yang memang terlalu polos atau terlalu oon? entahlah sepertinya itu sebelas dua belas.

"Dih? abang mesum." omel sang adik.

"Sttttt! ribut mulu, udah udah ayo sya nanti kamu telat." Rara menengahi perang debat tersebut.

Dua gadis itu pun segera melenggang pergi dari ruangan inap setelah berpamitan dengan orang yang dirawat di ruangan tersebut.

•••

Hesya belum langsung beranjak pergi dari area sekolah. siswi kelas akhir di masa putih abu abu itu masih berdiri di gerbang sekolah.

Gadis itu tidak menunggu siapa siapa karena memang niatnya ia mau pulang sekolah dengan berjalan kaki saja.

Kaki kaki nya mulai bergerak, tempat tujuan yang ingin hesya kunjungi sekarang yakni rumah mamah dan papah nya.

Baru saja beberapa meter dari gerbang sekolah, langkah hesya sudah harus berhenti karena ponsel yang di saku nya berdering.

Farzano menelpon.

Hari ini lelaki itu memang tidak masuk sekolah. bukan karena sakit ataupun izin, iya dia alfa. namun, pacarnya tersebut memberi kabar pada hesya dan alasan mengapa dia tidak masuk bahkan pada saat jam istirahat tadi hesya juga sempat ditelpon oleh pacarnya tersebut.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang