5. Sikap manis

334 39 11
                                    

Mungkin bagi dunia, kamu itu satu orang. Tapi bagi satu orang, kamu itu dunia nya.

•••

Langit sudah tampak gelap, dan hesya yang masih mengenakan seragam putih abu abu nya itu baru saja sampai di rumah nya.

Ya, gadis remaja itu baru pulang ke rumah karena selepas pulang sekolah dirinya di ajak makan bersama oleh sang abang dan pacar nya.

Sungguh segar sekali rasanya saat dirinya baru saja membersihkan diri. Hesya tengah mengeringkan rambut nya dengan handuk sembari merapikan baju baru nya yang di belikan oleh haikal tadi.

"Hesyaaa, ada temen lo nii." sang empunya nama bisa mendengar suara yang menggelegar dari sang abang.

Gadis dengan handuk yang masih menutupkan kepala nya itu pun berfikir sebentar. Teman? Siapa? Memang nya hesya memiliki teman?.

Dengan segera hesya keluar dari kamarnya lalu mulai melangkah menuruni anak tangga.

"Zano?" hesya cukup kaget saat kedua mata nya mendapatkan sang pacar tengah berbincang bincang dengan sang abang.

Dengan sangat manis lelaki dengan kaos hitam berbalut jaket levis dengan model robek robek itu tersenyum ke arah gadis yang masih memakai handuk di kepala nya.

"Tuh rambut yang bener dulu." cibir haikal saat melihat penampakan sang adik.

Dengan cepat hesya pun segera melepaskan handuk dari kepala lalu kedua tangan nya menyisir helaian helaian rambut lurus nan hitam pekat tersebut.

"Buruan dah tuh selesein tugas kelompok nya jangan sampai besok lu kena hukum." lelaki dengan celana boxer warna putih tersebut bangkit dan melangkah pergi menuju kamar nya.

Setelah sang abang sudah benar benar masuk kamar, gadis dengan piyama tidur tersebut segera mendaratkan bokong nya di permukaan kursi yang sama dengan farzano.

"Kamu bilang ke abang aku mau kerja kelompok?" tanya hesya berbisik. kini mata nya sudah menyatu dengan kedua mata milik farzano.

Tanpa mengalihkan pandangan nya, lelaki di hadapan hesya itu mengangguk sembari tersenyum. Duh betapa indah sekali wajah lelaki ini untuk di tatap?

Tidak bisa di tahan lagi, hesya tertawa dengan pengakuan sang kekasih nya itu. Namun tak lama tawa nya itu segera meredam bahkan sirna saat mendapat omelan dari sang abang yang entah tengah ngapain di dalam kamar.

"No, udah ah jangan ngeliatin gi---"

"Sttt, diam. Kasih aku waktu lima menit buat tatap kamu biar semua rindu aku terbayar." telunjuk lelaki itu di tempelkan pada bibir hesya.

Farzano terus tersenyum. Oh ayolah, hesya sudah tak kuat dengan jantung nya yang terus terusan berdetak cepat. Akhirnya, gadis ber-piyama tidur itu segera menutup wajah lelaki di hadapan nya dengan kedua telapak tangan nya.

"Kamu nyebelin bangettt ihh." ujar hesya sembari terus menutup wajah yang tampan itu.

"Tapi kamu sayang kan?" ujar farzano dengan senyum jahil nya dan tanpa melepaskan tangan hesya yang tengah di genggam nya.

Bibir nya di kerucutkan lalu tangan nya berusaha di tarik dari genggaman lelaki tersebut.

"Iya." jawab heysa, singkat dan pelan.

"Apa? Aku gak denger." gemar sekali salah satu lelaki yang hesya sayang ini menggoda nya.

"Ih nyebelin." suara lantang hesya membuat sang abang keluar dari kamar nya dan sedikit menatap ke arah dua orang yang sedang duduk berdekatan.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang