3. Pagi yang hangat

553 46 0
                                    

Senyuman mu di pagi hari bagaikan suplemen penyemangat.

•••

Menggeliat untuk merenggang kan otot otot nya di pagi hari. Kedua mata nya mulai terbuka lalu di kucek nya dengan tangan.

Hesya menguap, wajar bagi orang yang baru saja selesai dari alam mimpi nya. Setelah itu, gadis tersebut bangkit dari tidur nya dan mulai menuruni ranjang kasur nya perlahan.

"Aaaaaaaaaaaaaa." teriakan itu keluar dari mulut nya karena sang kaki merasa menginjak sesuatu di bawah sana.

Hesya sebentar menoleh ke arah pintu kamar nya, karena mendengar suara sang abang yang panik menanyakan sebab akibat dirinya berteriak histeris.

"Gak papa bang, tadi gue nginjek cicak doang." balas hesya sedikit berteriak.

"Bajing, kirain kenapa. Yaudah cepetan siap siap, ntar kesiangan." ujar haikal dari luar kamar hesya.

Kedua mata nya membulat sempurna saat melihat seseorang di bawah ranjang kasur nya. Dengan cepat hesya meraih lengan yang terlihat memerah akibat kaki nya tadi.

"Duh, sorry ya aku gak sengaja." dengan wajah panik nya hesya mencoba meniup niup lengan yang memerah tersebut.

"Kamu kok bisa ada di sini sih?" hesya menatap bingung wajah kekasih nya itu. "Jangan bilang kalo--------, semalam kamu ketiduran di bawah sini ya?" lanjut nya kembali sembari memasang wajah kaget nya.

"Kayak nya gitu." farzano menerbitkan senyuman pagi nya. Special edition buat pujaan hati.

Seketika kedua mata hesya kembali membulat dengan sangat sempurna. Di pikiran nya sekarang terisi dengan semua hal hal negatif.

"Misi visi aku ini mau ngejagain kamu, bukan mau ngerusak kamu." ujar farzano seolah tahu dengan semua isi pikiran gadis nya itu.

Hesya berdiri dari duduk nya dan begitu juga dengan lelaki yang menginap di kamar hesya semalaman.

Tunggu sebentar, gadis yang masih mengenakan piyama tidur itu seketika mengingat bagaimana wajah nya saat baru saja bangun dari tidur nya. Rambut yang acak acakan, muka yang begitu kusam, bibir pucat, oh ya tuhan.

Dengan cepat hesya menaruh kedua tangan nya di wajah nya untuk menutupi muka bantal nya. Aduh malu bukan main hesya sekarang.

Baru saja hesya melangkah kan kaki nya beberapa langkah untuk menuju ke kamar mandi namun tiba tiba tangan nya di cekal oleh tangan besar nan kokoh milik sang pacar. Farzano menahan hesya, lelaki itu tersenyum lalu membawa hesya kedalam pelukan nya.

"Aku lebih suka ngeliat kamu yang kayak gini, bener bener natural cantik nya." farzano mempererat pelukan nya.

Senyuman yang sangat lebar terbit di wajah hesya yang tengah berada di dada bidang sang pacar. Hesya heran sendiri dengan pacar nya ini, mengapa dada lelaki ini sudah terbentuk? Padahal dia masih anak SMA, tidak menyangka.

"No, aku sayang kamu." kini hesya mulai menyatukan kedua tangan nya di punggung milik farzano.

"Sya, ada nggak kata kata yang lebih dari itu yang bisa aku ucapkan? Buat menyatakan bahwa rasa sayang aku memang lebih untuk kamu." tangan nya mengelus lembut uraian rambut hitam pekat milik hesya.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang