25. Teror

59 7 1
                                    

sudah ku peringati, namun tidak di dengarkan. sepertinya, telinga mu sudah tidak berfungsi, haruskah ku potong?

•••

Setelah percekcokan nya kemarin, farzano sedikit memikirkan setiap kalimat kalimat yang diucapkan oleh gayhan.

Alhasil, kini farzano memutuskan untuk menemui sang kekasih berniat hati untuk meminta maaf atas segala kesalahan nya.

Kaki nya sudah berpijak di ruangan tempat kakak dari pacarnya tersebut dirawat. rupanya hesya tak berada di sana.

Farzano menaruh jinjingan parsel buah nya di atas nakas rumah sakit. lalu lelaki tersebut mendekat ke arah seorang gadis yang tengah duduk di sofa ruangan.

"Kak? hesya nya mana ya?" tanya farzano kepada gadis yang dirinya kenal sebagai pacar haikal.

"Astaga no, hesya nya tadi baru aja pulang. aku suruh pulang, soalnya dia belum makan." jawab gadis bernama rara tersebut.

"ahh begitu. kalo gitu saya mau samperin hesya dulu ya kak."

"iya iya, nitip hesya ya no." setelah rara selesai berujar, farzano pun segera melesat pergi.

•••

Hesya sudah membersihkan dirinya. kini anak gadis tersebut tengah menonton acara televisi secara random, karena dirinya yang bingung ingin berbuat apa.

Sebenarnya, anak itu belum makan dari tadi pagi saat berangkat ke rumah sakit hingga kini sudah dirumah. jujur, sebenarnya hesya lapar, namun isi kulkas yang tidak ada bahan makanan dan dirinya yang tengah terserang kemageran nya untuk pergi keluar rumah alhasil hesya mencoba menahan rasa laparnya.

hesya melirik ke layar ponsel yang ia letakan di sebelah nya. sedari tadi hesya menunggu sebuah notif chat dari sang kekasih, namun sepertinya itu hanya mustahil. farzano kan sangat amat sibuk dengan dunia mafia nya.

"ck, siapa si, peneror lagi? capek banget." hesya misuh misuh saat mendengar bahwa ada yang membunyikan besi pagar nya.

layar ponsel nya menyala menandakan ada sebuah notifikasi masuk.

rupanya yang ada di luar rumah bukan sang peneror lagi melainkan sang pujaan hati yang tengah mampir.

hesya menarik napas panjang lalu menghembuskan nya kembali. anak gadis tersebut bangkit dari duduk nya dan segera melangkah menuju pintu.

saat pintu terbuka, sebuah senyuman lebar nan manis menyambut gadis yang membuka pintu.

satu tangan gadis yang masih tidak berekspresi tersebut diraih oleh tangan yang lebih kekar darinya.

"sya, please forgive me for the mistake and----" farzano menjeda kalimat nya.

"maafin atas sifat bajingan aku, ayo hukum aku apa pun itu asal kamu jangan ngambek lagi. aku ga kuat marahan sama kamu lama lama sya."

kini dua anak remaja tersebut saling tatap menatap. hesya bener bener gak kuat ngeliat mata lelaki dihadapan nya yang sudah berkaca kaca berlinang air mata.

Hesya menarik napas panjang dan menghembuskan nya perlahan. setelah itu gadis tersebut memberikan lekuk sabit bibir nya.

"jujur, aku gak suka farzano yang kemarin, tapi ini gak sepenuhnya kesalahan kamu juga." selesai berbicara hesya tersenyum.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang