15. Warung bakso

113 16 0
                                    

ini kesungguhan, sungguh aku sayang kamu.

•••

Kali ini hesya memijakkan kaki di sekolah lebih pagi. setelah berpamitan dengan abang nya, hesya pun segera melangkah memasuki area sekolah.

Kaki kaki nya menyusuri koridor yang ternyata sudah lumayan ramai. Di pertengahan koridor, ada tangan yang merangkul di bahu nya secara tiba tiba dan itu membuat hesya cukup kaget.

Hesya pun menoleh ke arah seseorang empunya tangan yang kini jarak nya sangat dekat dengan dirinya. Saat dirinya menoleh, ia langsung disuguhkan senyuman indah milik sang kekasih nya.

"Selamat pagi." Dengan senyuman nya yang belum luntur kalimat tersebut di luncurkan oleh farzano.

Hesya pun membalas senyuman hangat tersebut. "Pagi juga no."

"Tumben jam segini udah dateng?" Tanya hesya yang sambil tertawa kecil.

"Iya dong, biar lebih cepet ketemu kamu nya." Ujar lelaki yang masih nyaman tersenyum itu.

Tangan hesya bergerak lalu dengan pelan melepaskan tangan kokoh yang merangkul pundak nya tersebut.

"Disekolah no, gak boleh kayak gini." Ujar gadis dengan rambut yang terikat satu tersebut.

"Kalo kayak gini boleh berarti." Tanpa aba aba tangan hesya langsung di genggam erat oleh farzano.

Niat nya hesya sudah ingin melepaskan eratan telapak tangan tersebut, namun farzano malah lebih mengeratkan nya.

Mereka pun masuk kedalam kelas dengan tangan yang di biarkan saling mengerat satu sama lain.

•••

Tanpa di sangka sangka, entah ada apa pihak sekolah memulangkan para siswa siswi lebih cepat kali ini.

Dengan senang hati nya para siswa siswi pun dengan cekatan membereskan barang barang mereka yang ada di meja ke dalam tas masing masing.

Para penghuni sekolah yang berseragam putih abu tersebut pun sudah mulai berjalan menyusuri koridor yang kini sangat bising sekali kedengaran nya.

"Mau langsung pulang sya?" Hesya menoleh ke arah sumber suara, ternyata sudah ada sosok farzano tepat di sebelah hesya.

Hesya menjawab nya dengan sebuah anggukan kepala dan di iringi senyuman manis nya.

"Abang jemput? Kalo enggak, pulang bareng aku yuk." Ajak farzano saat langkah kaki sepasang sejoli tersebut telah sampai di depan gerbang.

"Kayak nya sih enggak no, baru jam segini, pasti dia masih di kampus nya." Jawab hesya apa adanya.

Farzano tersenyum lebar, lelaki tersebut pun segera menarik lengan gadis nya mengarah ke tempat motor milik nya terparkir.

"Aku cuman ada helm satu, kali ini kamu gak make helm gak apa apa kan sya?" Ujar farzano yang sudah berada di samping kuda besi hitam nya.

Hesya tersenyum sembari menganggukkan kepala nya sebagai tanda jawaban pertanyaan yang di lontarkan oleh farzano.

Mesin motor telah di nyalakan oleh pemilik nya, hesya pun segera menumpangi motor tersebut dengan duduk miring.

IncognitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang