02 | Sesal di hari dan hatimu?
"Jangan berpaling dan membuat kita menjadi dua orang yang asing, walau aku tahu diluar sana akan ada yang merebutmu dan mencuri perhatianku. Namun aku ingin kau dan aku saja yang menjadi kita."
~o0o~
5 jam yang lalu...
Siang hari yang begitu mengesalkan, bagaimana tidak? Baru saja dia menyelesaikan makan siangnya yang tertunda karena ulangan dadakan dari guru mapel Metimatika peminantan, muncul sebuah pesan dari seseorang yang di beri nama kontak "Si Majikan🐼" mengetik dan memberinya pesan.
kira-kira berbunyi seperti ini.
Si Majikan🐼 : Pulang sekolah langsung ke pelatnas, titik. 13.37
Sungguh, Aruna benci jika waktunya harus di habiskan dengan seseorang yang tidak tahu diri seperti Rahmat.
Ya, orang dibalik nama Si Majikan adalah Si Rahmat kekasihnya.
Apalagi nama kontak itu? Bukan dirinya yang memberikan nama itu, tapi si lelaki gila itu.
Aruna ingin sekali melempar ponselnya saja, selalu saja seperti ini isi chat dari Rahmat.
Bukan apa-apa, dirinya adalah seorang yang begitu ingin merasakan apa yang sahabat sebangkunya rasakan, ia juga mau itu terjadi padanya. Dimana sering di berikan chat-chat yang romantis, bukan seperti ini!
Ini terlihat seperti Babu kepada Majikannya.
Pernah 2 minggu yang lalu Aruna mengganti nama kontak itu. Dan apa yang terjadi? Mereka bertengkar hebat perkara nama kontak.
Rahmat marah, padahal ponsel itu milik Aruna.
Tidak salah kan jika Aruna merasa ini terkesan seperti Majikan bukan?? Bukan seseorang kepada pacarnya.
Aghk!!! Setiap menginggat itu, rasa ingin mencekik Rahmat sekarang juga.
Di rasanya pesan itu tidak memerlukan persetujuan ataupun balasan pun membuat Aruna meletakan ponselnya di sebelah botol minuman Gita.
Sagita Zahrawati memperhatikan Aruna, sahabat sekaligus teman sebangkunya yang memiliki kisah cinta yang begitu Aruna impikan.
Namun semua hal itu terkubur dalam-dalam saat sebulan yang lalu Rahmat secara tidak langsung memberi signal jika hubungan mereka tidak akan di ungkapkan ke publik.
Aruna mengerti, Rahmat adalah atlet yang baru saja ingin menanjakki sebuah dunia perBulutangkisan, dimana mereka di haruskan untuk memproritasikan bulutangkis sebelum yang lainnya.
Rahmat Hidayat, seorang yang kini sedang di gandrungi oleh para kaum hawa yang tidak sedikit sudah lebih tua dari umur Rahmat sendiri.
Dan Aruna? Ia tidak mempermasalahkan semua itu, asalkan wajah, postur, dan dompet Rahmat itu tidak malu-maluin.
Resiko? Aruna rasa itulah medan yang perlu ia perkuat. Sebenarnya jika di tarik kebelakang, Aruna tidak pernah meminta disetiap sujudnya untuk mendapatkan pasangan yang sesibuk ini, namun terlepas dari sikap, sifat Rahmat, fisik dan dompet Rahmat yang di adakan oleh Tuhan.
Tapi Aruna hanya menjadikan sebuah doa sampingan untuk hal-hal yang tadi itu, dirinya meminta satu hal yang begitu fatal, dirinya hanya meminta jika yang akan menjadi pasangannya membuatnya memiliki kepercayaan yang tepat, tidak seperti kisah Mama Papanya yang memiliki keyakinan yang berbeda.
Ia tidak ingin hal itu terjadi pada dirinya. Dan Rahmat datang, untuk pertama kalinya. Menjadi lelaki pertama yang menanyakan tempat yang bisa ia lakukan sholat dirumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...