03 | Annoying and Troublemaker.
"Dia punya sayap, jadi biarkan dia terbang. Karna jika kau mengurungnya kau sama saja mematahkan sayapnya. Percayalah, jika dia menganggapmu rumah, dia akan kembali,"
~o0o~
"Lo bisa ya? Nyaman-nyaman aja make baju yang belakangnya udah tembus pandang gitu??" Rahmat menatap jengkel punggung Aruna yang ternyata sudah basah dan memperlihatkan hal yang tidak perlu diperlihatkan.
Rahmat sedari tadi memperhatikan keadaan Aruna setelah tadi turun dari mobil dan berlari menerobos hujan menuju gedung.
"Ha??" Aruna kurang mendengarkan Rahmat yang berada di belakangnya.
"Cihh, Budek ya lo?!"
"Apa sih, Mat? Gue ga dengerin lo tadi..."
"Maksud dan tujuan lo biarin tanktop sama Bh Lo keliatan buat apa? Foto model majalah dewasa, Hah???" Rahmat emosi.
Aruna kaget saat mendengar Rahmat mengatakan dalaman serta benda kramat bagi seluruh perempuan didunia ini.
"Lo apaan sih, Njirr??"
"Baju, Arunaaa, Baju loo, Budek!"
"Ya biasa aja, ga usah teriak-teriakin dalaman gue juga!"
Rahmat diam dan mendahului Aruna, Aruna menghentakkan kaki, meluapkan kekesalannya.
Untungnya yang ada di lobi pelatnas hanya satpam yang sedang menonton tv.
Aruna meraba punggungnya, ternyata benar. Seragam putihnya bagian belakangnya sudah basah dan membuat semua hal terlihat.
Aruna seketika lemas...
Dia ingin teriak, tapi tempatnya berpijak kini ada di pelatnas.
Aruna berjalan menuju dinding pembatas antara lapangan dan lobi, dia menojokkan dirinya di dinding itu...
Rasanya ingin pulang saja, tapi diluar sana hujan masih menguyur kota jakarta.
5 menit menunggu, dengan pikiran yang tak kira tentang Rahmat yang tega meninggalkan---
Sebuah baju terbang dan nyasar ke wajah Aruna. Baju berbau downy itu langsung tercium oleh indra penciuman Aruna.
Aruna cepat-cepat menurunkan baju itu dengan kasar, baru ingin mengomeli siapa yang berani melemparinya baju, dirinya dikejutkan oleh Rahmat yang berdiri didepannya dengan tatapan malas.
"Ganti baju lo di kamar mandi, terus nyusul gue dilapangan," Aruna menurunkan tatapan jengkelnya saat tahu Rahmat memberikan baju jerseynya kepada Aruna,
"Ganti juga rok mini lo sama celana trening lo, tadi ada mapel PJOK kan?"
Aruna mengangguk, rasanya..., Ahh... Rahmat bahkan tahu jadwal pelajarannya.
"Ga pake lama!" Baru ingin terbang karena diperhatikan oleh pacarnya, malah diberikan perintah yang Aruna benar-benar tidak suka.
Ya, Aruna adalah orang yang ingin mengerjakan sesuatu tanpa ada kata perintah karna setelah itu rasa ingin mengerjakan itu hilang, malas saja... seperti sekarang ini.
10 menit kemudian
Aruna keluar dari bilik kamar mandi dengan menenteng baju dan rok sekolahnya di dua tangannya.
Lalu berjalan menuju wastafel untuk sekedar memeriksa wajahnya agar nanti tidak di permalukan lagi oleh Rahmat.
Dicuci dengan sabun yg sering dibawa Aruna, lalu menambahkan pelembab dan diolesi diwajahnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...