11 | Ku akui, Aku kalah.
"Aku mencintaimu sampai kau mencintaiku. Karena hari dimana kau mencintaiku, ialah juga hari dimana aku tak lagi mencintaimu."
~o0o~
Suasana kelas sudah tidak seberisik seperti biasa, Suasana yang tentra membuat Sagita, Aruna, Hamis, Fendi, Dinda, Mitha, dan Bagas bisa fokus,
Seperti yang Aruna perkirakan, Si tukang rusuh itu satu kelompok dengannya, Walaupun teman-teman dari kelasnya adalah orang terdekatnya.
Ya, hari ini mereka kelompok 3 memulai penelitian topik tugas yang diberikan oleh gurunya saat kemarin saat Aruna datang kesekolah bersama Rahmat.
Lagi-lagi Aruna harus mengingat si Anjing reseh itu.
Aruna mulai memanggil pacarnya dengan sebutan itu sejak ia tahu si Anjing cabe ikut berangkat bersama tim ke Korea.
"Ar ini--" Fendi menatap Aruna sang lawan bicaranya.
Sejak tadi Aruna hanya menatap layar laptop, dia tidak benar-benar fokus.
Fendi tersenyum dan langsung meraba dahi Aruna, Aruna yang mendapatkan perlakukan tiba-tiba itu langsung menangkis tangan Fendi.
"Apa sih?"
"Lo sakit?" Mendengar itu semuanya menatap Aruna, Aruna cepat-cepat menggelengkan kepalanya.
Fendi tetap mencemaskan Aruna, "Daritadi gue perhatiin lo gak fokus, kenapa?"
"Gak papa kok, cuman bosan aja... Materinya susah..."
Aruna berusaha mencari alasan karena Sagita langsung menatapnya tajam,"Serius kok, Udahlah yuk kita cari lagi..."
Fendi tertawa, "Baru juga segini lo udah stress, lagian ini kan tugas sekelompok, ngga mungkin gue biarin lo kerjain tugasnya sendirian..."
Aruna menarik nafasnya saat Fendi mengadahkan buku yang isinya adalah teori dari topik tugas,
"Okeh, Yang mana yang mau diambil?" berusaha menghilangkan pikirannya tentang percakapannya dengan Ester tadi.
Fendi menunjuk paragraf dan membantu Aruna mengetik, "Yang lain udah nemu?"
"Udah kok Ar, ini tinggal di susun terus nanti digabungin di word yang lagi lo ketik s'karang." Ucap Mitha dibalik layar laptop.
Bagas, nama si tukang rusuh itu, Walaupun dikontak WhatsAppnya diberi nama SiAnjing tapi Aruna tetap memanggilnya tukang rusuh walau hanya melalui suara hatinya.
4 jam berlalu...
Aruna masih fokus dengan layar laptop padahal yang lain sudah hampir tewas dengan semua isi topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...