Melancholia 17

44 7 0
                                    

17 | Pilu untukmu, peluk untukku.

"Cintai aku, Cintai aku jika mungkin kau bisa melakukan itu."




~o0o~





Suasana ruangan bimbel belum terlalu ramai, padahal jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.




Aruna sedang duduk bersama teman barunya, Pramel.


Aruna bukan orang yang cepat beradaptasi, tapi Pramel bukan orang yang cepat menyerah untuk mengajak Aruna untuk sekedar menanggapinya buktinya mereka sekarang sama-sama mendengarkan lagu dari salahsatu stasiun radio.




Aruna menceritakan jika lelaki yang menjadi lockscreen di ponsel Pramel adalah foto Kinan yang baru menginjak 20 tahun saat itu adalah kakaknya.


Pramel kaget saat tahu kalau Aruna adalah adik dari mantan penyiar kesukaanya, Kinan kini berkerja disalah satu stasiun radio ternama. Dia menjerit dan meminta untuk datang kerumah Aruna, untung saja Aruna langsung mengatakan jika Kinan tidak sedang disini.




"Wah... terus lo punya koleksi novel series apa aja, Ar?"


"Umm, apa ya? IT? Ghost Buster?--"



"Demi apa?!"



"Umm, Versi yang bahasa inggris tapii, Gue kalo Kinan keluar negeri nitip itu..."




"Nicholas sparks? Stephen King? Agatha christie juga?"



"Umm, kalo yang Agatha gak semua... Nicholas juga, novelnya susah banget dicari. Lo mau gue bawain?"


"MAU!!" Aruna tertawa, Pramel begitu menyukai sastra sama sepertinya.


"Jangan bilang lo susah-susah bimbel persiapan ujian tapi ngambilnya jurusan Sastra?"



"Sayang sekali... tebakkan lo benar. Rencana mau ambil di Binus, Tapi gue tetap coba yang ada di SNU. Lo sendiri? Sastra juga?"



"Umm, kayanya kalo gue bilang lo pasti kaget."



"Emang apa?"



"FK?"



Sontak Pramel memukul meja, "Kejauhan Ar!"


Aruna yang tengah meneguk air langsung tersedak. "Reaksi lo udah gue tebak... bukan cuman lo doang si yang reaksinya gitu... rata-rata yang gue bilangin pasti reaksinya gitu..."



"Kalo lo bilang mau masuk Ilkom itu nggak masalah, tapi ini FK! Jauh banget!"



"Lo tahu ngga beda mimpi sama impian?" Pramel menggeleng,



"Huftt, intinya mimpi gue masuk FK dan impian gue jadi penulis terkenal."


"Bravo!"



"Lebay..."



"Tapi gue ngga paham, hehehe..."



Aruna mengiris, "Mimpi itu dikejar, sementara Impian itu bakalan kejadian kalo lo biarin takdir impian lo kesampaian..."




Pramel masih menggeleng, Aruna menyerah dan melempar pertanyaan "Terus lo sendiri? Masuk sastra karna apa? Hobi?" Pramel mengangguk.



"Gak ada yang lain?"



Melancholia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang