Melancholia 8

56 12 1
                                    

08 | MyApplePiee



"Kalo gak bisa seharum bunga, jangan jadi sebusuk bangkai"





~o0o~







"Matt temenin gue main yuk!" Teriakkan dari kak Yeremia menggema saat Rahmat membuka sekaleng pocari sweat dan memberikannya pada Aruna yang tengah mengunyah donat kesukaannya.



Rahmat ingin menolak, sebab dirinya belum pemanasan selain itu dia hanya ingin melihat Aruna yang seperti kerasukan setan rakus saat sedus donat diberikan kepadanya.



Aruna akan seperti anak kecil jika tangannya ada donat.



"Main gih," Usir Aruna, dia tidak ingin tiba-tiba kak yeremia melemparinya raket atau tempat nyasarnya kock.



Rahmat bangkit setelah memakai sepatu, "Sini dulu yaa, jangan kasih siapa siapa donatnya."



"Okeh,"


"Bucin banget sih! Makan donat aja dijagain," Sindir Alwi yang akan menjadi partnernya Rahmat.



Rahmat bersama Alwi akan melawan kak Yere serta pasangnya kak Daniel.


Tidak imbang, dan Rahmatpun protes, "Tukaran dong, Alwi cerewet nih," Lagian dia tidak ingin diolok-olok bucin.



"Pilih aja, mau gue yang jadi partner lo atau niel?" Kak Yere begitu senang jika menjahili adik-adiknya, terutama Rahmat.



"Kak Daniel aja," Setidaknya dia bisa fokus.


Baru set awal Rahmat harus terima teriakan ejekan dari sisi luar Hall, itu dari Fadia, Febby, dan Ester. Mereka duduk bersama Aruna yang diam saja.



Rahmat melotot saat tangan Fadia menggambil donat Aruna, Wajah Aruna biasa saja tapi Rahmat tahu jika Aruna tidak ikhlas.



Rahmat langsung memukul kock dan malah nyasar tepat di kepala Febby. Salah orang...




"RAHMAT LO NGAJAK RIBUT??!!" Aruna terkejut saat kak Febby berteriak keras. Dia melihat Rahmat yang berjalan menuju tempat dirinya duduk.




"Maaf kak, kocknya harusnya kena sama kak Fadia..." Rahmat... Kauuu...



"Kak jangan ambil donatnya Aruna dong!"



"Lah ini kan punya Aruna, napa lo yang sewot?!" Aruna serbasalah,



Rahmat bukan saatnya... Plis...



"Susah tauk dapetin sedus donat kek gini..." Rahmat menutup dus donat itu dan menyembunyikannya di belakang Aruna,




"Aelahh donat bukan JCO aja belugu," Fadia melihat itu misuh-misuh,




Aruna ingin tertawa, teringat kejadian tadi, saat mereka tengah mengantri membeli donat.



"Woi! Buruan!" Daniel pusing melihat Rahmat yang malah adu mulut, bukannya mengambil kock.



"Arr, jangan kasih kalo mereka minta lagi," Pesan Rahmat sebelum kembali ke lapangan.



Aruna geleng-geleng kepala.


"Maaf ya kak, Tadi itu pas beli donatnya dia harus berantem dulu sama bocil-bocil karna di ejekin," Aruna harus memperjelas, jangan hanya karena donat putri-putri Ciumbrella malah dendam sama Aruna.



Melancholia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang