18 | Moonlight.
"Aku pernah menjadi yang paling cemas, sebelum akhirnya menjadi yang paling ikhlas."
~o0o~
"Kita putus aja..."
Ribuan jarum, puluhan panah, dan ratusan tebasan pedang membabi buta hati dan jiwanya kini.
Rasanya nyawanya hilang entah kemana. Seperti gadis yang kini perlahan meninggalkan Lelaki yang masih terpaku ditempatnya berdiri.
"Kenapa? Apa alasannya?"
"Tak perlu alasan buat menyingkirkan lu," jawab gadis itu tanpa membalikkan badannya.
"Apalagi sekarang??"
"Karna Elu satu-satunya orang yang bisa gue singkirkan sekarang."
"TIDAKKKKK" Seru Rahmat histeris.
"Apaan sih, Mat!!" Seru Rayhan yang ikut kaget saat Rahmat berteriak histeris.
Dengan nafas yang masih memburu, Rahmat masih memulihkan kesadarannya.
"Napa lu? Mimpiin lo kalah?"
"Lebih buruk ..." Rahmat meneguk hingga habis air yang diberikan Rayhan. "Aruna mutusin gue..."
Rayhan sontak tertawa keras, "Haduuhhh, kebucinan sih lo.. jadinya mimpi yang ngga jelas gitu..."
Rahmat dibanjiri keringat, diliriknya jam yang sudah menunjukkan pukul 5 subuh.
"Kemana lo?? Nyusul Aruna?"
"Sholat."
"Woi, main yang bener badrul!" Tegur Yeremia saat Rahmat masih seperti orang Idiot.
Mereka sudah selesai pemanasan dan sekarang latihan dengan sektor tunggal sebagai tema latihannya hari ini.
"Lo masih kepikiran mimpi yang tadi??" Tebakkan Rayhan mendapatkan anggukkan dari Rahmat.
"Emang dia mimpiin apan, Han??"
"Diputusin Arunaa, hahahaha...."
"HAHAHAHAHAHA..."
Sialan...
Sekuat tenaga Rahmat menjernihkan pikirannya, rasanya mimpi itu seperti nyata.
"Kalo diputusin gue sih ngga heran, mungkin dia capek lo nggak peka-peka kalo dia jengkel si Ana kekeh ngedekatin lo..." Seruan Yeremia kembali membuat Rahmat melalang buana.
Begitukah?
"WOI!! Begong mulu, itu hp lo bunyi... berisik,"
Rahmat langsung menyambar ponsel yang ada diatas handuknya.
Bee Is Call...
"Iya, Halo?"
"Gue didepan,"
Rahmat menyinkit, Perasaan dia tidak meminta Aruna untuk datang kemari...
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...