21| Masalahmu dan kesalahanku.
"Aku memang berhasil mengikhlaskanmu, tapi aku gagal mencintai orang baru setelahmu."
~o0o~
"Selamat datang dirumah Aruna..." Sambutan itu datang dari Sagita. Dia membawa trompet serta kue.
"Kok ultah gue ngga pernah diginiin sih?"
"Berisik ah, nih gue beliin lo boneka Stitch kesukaan lo kan?"
Aruna terharu dengan boneka berukuran besar berwarna biru itu. Dia langsung memeluknya dengan erat.
"Kalo ada apa-apa lo tingga peluk ini, okeh?"
"Makasii ya Taaa," Barulah Aruna memeluk Sagita.
Kinan dan Bagas sibuk menurunkan barang-barang, Fendi sibuk bermain dengan Cikal, Bunda sibuk didapur.
"Eh, btw Bunda keknya kedatangan tamu loh..." Ucap Sagita selepas acara peluk-memeluk.
"Ohya??" Aruna membawanya ke Sofa.
"Um, Tuh didapur..." Tunjuk Sagita mengunakan bagu.
"Ar, lo bantuin kek," Keluh Kinan saat dia masuk lagi ke rumah menuju kamar tidurnya dengan kopor kecil milik Aruna.
"Jangan lah, dia kan masih belum benar-benar pulih..." Aku padamu Sagita!
"Tuh, denger..."
Kinan memutar matanya dan memilih untuk melanjutkan langkahnya.
"Gue mau tanya sama lo..."
"Um? Apa? Tanya soal apa?"
"Gimana hasil SN lo?" Mendengar pertanyaan Aruna Sagita tersedak.
Aruna menatapnya horror, "Jangan bilang lo sama kaya gue?"
"Ngga papa sih, toh gue juga milih buat ambil kampus swasta."
Aruna tersenyum, penderitaan yang dia alami bukan hanya berimpas padanya. Tapi pada orang lain juga, Sagita salah satunya.
Melihat reaksi Aruna yang diam sambil berpikir Sagita memegang dua tangan Aruna.
"Ar..."
"Eh, hm? Kenapa?"
"Mulai sekarang lo ngga sendirian, Gue selalu ada. Dan Tolong jangan pernah lagi buat ngelakuin ini ke diri lo, gue bisa gila kalo ada apa-apa sama lo."
"Hmm, gue liat lo kurusan sekarang... Segitu banget stressnya..."
"Lo ngga tau aja gimana gue kemarin itu, tinggal mati aja kaga... Lo mau gue mati karena model gila lo ini, hah??"
"Alay lo,"
"Lo tau ngga? kenapa gue langsung ngehubungi lo pas liat hasil dari gue?"
"Karna hasil lo juga gagal?"
Sagita menggeleng, "Insting,"
"Hah?"
"Hm-hummm, hati gue itu ngga tau kenapa tiba-tiba aja muncul nama lo, dan ternyata benerr, lo ngga baik-baik aja..."
Aruna mendecik, "Cihh, sebutin apa mau. Lo ngga usah bujuk-bujuk gue gitu amat tar gue baper..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...