16 | Love is Tears.
"Pada Akhinya, kita saling asing. Bukan karena kisah yang pernah ada dimasa lalu, tapi karna rasa yang belum diselesaikan."
~o0o~
"Gue gak boong Ar!" Ucapan Putri yang mengebu-ngebu membuat Aruna membuang muka.
Hari ini mereka telah berhasil menginjakkan kaki dengan selamat setelah hampir 10 jam perjalanan lintas negara pagi tadi.
Sekarang setelah bimbelnya selesai, Aruna yang baru saja menginjakkan kaki diarea halaman bimbelnya mendapatkan mobil sedan abu-abu memberikannya klakson untuk membuatnya menghampiri mobil yang isinya ternyata Ester, Putri, Kak Feby serta pacarnya yang menjadi pengemudi.
20.45 PM.
Begitu rasa dingin merambat, membuat kepala Aruna perlahan mendingin barulah Aruna membuka perbincangan lagi.
"Biasa aja, apapun itu... Gue percaya kok."
"Tapi Ar! Si Ana-ana itu makin gak tahu diri! Sampe ikut Rahmat turnamen, gue mah lebih seneng si Rahmat ketempelan setan perawan korea daripada ketempelan Si ana-ana itu,"
Tawa Aruna menggema, semua diam memperhatikan tingkah Aruna yang aneh.
Bisa-bisa dia tidak kenapa-kenapa setelah tahu ada orang lain yang tidak tahu diri main dan mendekati pacarnya.
Dia sangat aneh.
Tawanya mereda dan Aruna kembali berpikir untuk menangapi laporan Putri, dan Ester ini. "Namanya Anadia, put-- Lagian gue udah tahu bakalan kelewatan tuh cewe... tapi apa boleh buat? Si Rahmat gak pernah mempermasalah kan, masa gue yang cuman pacarnya malah berapi-api sih?"
"Apa lu bilang? Cuman?? Lu bilang C-U-M-A-N?? Arr!!" Emosi Putri naik lagi.
Kak Feby sampai pacar saja menertawakan itu.
"Parah lh Ar! Lo tuh kalo keseringan biarin tar kalo kecelongan gimana?? Enak si Anjing itu dapatin apa yang dipengen, lah lu?"
Aruna bergelidik bahu, "Gampang, paling putus. Yakan?" Sedetik kemudian kepala Aruna mendapatkan jitakan dari Kak Feby.
"Gak gue restuin kalo mereka berani-beraninya pacaran!" Terlihat Feby bersungguh-sungguh dengan ucapannya barusan.
"Aww," Sambil mengaduh dan mengelus kening bekas jitakan, ia menandang Ester, Putri dan Feby secara bergantian.
"Buat apa? Orang kalo emang setia, mau secantik Ratu Cleopatra sekalipun kalo si cowo emang keranjang! yaudah gak pantas buat perjuangin."
Aruna menekan kata keranjang, lalu menarik nafas lagi untuk menanggapi ucapan Putri yang membandingkan wajahnya dan Anadia dan yang pasti Putri menjunjung tinggi jika Arunalah pemenangnya.
"--Mau lu bilang, cantikkan gue dibanding dia juga nggak ngaruh, inget Putri Diana yang secantik itu kalah sama selingkuhan pangeran Charles... Jadi yang salah disini siapa?"
Pertentangan mereka terhenti saat rumah Aruna sudah terlihat. Namun bukan karna itu, tapi karna sosok yang tengah berdiri disamping motor.
Mobil itu berhenti sesuai perintah Aruna.
Lelaki yang menggenakan jaket kulit hitam, celana jens hitam serta kaus putih bertuliskan I Love California. Topi hitam berlogo NY serta masker putih yang menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...