06 | Sweetie Pie.
"Semanis apapun cara kita berpisah, perpisahan tetaplah hal yang paling menyakitkan,"
~o0o~
Ternyata Kinan banyak bicaranya, apalagi setiap tarikan ingus Aruna,
Ya! Aruna sedikit panas, tapi Kinan terlalu melebih-lebihkan dengan mengatakan jika dirinya demam.
"Lo ada apaan sih???"
"Ya SAKIT!"
"Perasaan tadi pagi lo bae-bae aja!"
"Ya gitu!!"
"Ihhh, kok gue ngga percaya?"
"Maksudnya?"
"Lo sakit tapi kasar sama ngegas lo ngga ngilang,"
"Gue panas sama muntah-muntah bukan geger otak, gembell!"
"Tuh kan, makin keliatan ngga SAKIT!--" Kinan meletakkan bubur,
"Lagian lo juga! Masa Malam-malam gue makan bubur?"
"Ya cuman ini yang bisa gue buatin!"
Aruna membuang muka, mencium bau bubur bercampur garam dan telur puyuh membuatnya ingin muntah, tapi sayang isi perutnya hanya berisi Enzim amilase saja.
"MAKAN!--"
"Malass, ga suka bubur,"
"Yaudah gue aja yang makan,"
"Okeh,"
"Isss, kok lo sakit malah makin bawel gini sih???"
Aruna menayukan tangannya, "Minggir,"
"Lo mau kemana??"
Aruna berjalan menuju kamar mandi, tidak-tidak, dia menuju sudut kamar mandi, memuntahkan isi perutnya.
Kinan yang tadinya banyak cincong langsung diam. Jantungnya berdegup kencang, ini tidak lucu.
Asam lambung Aruna membuat Aruna harus begini, "Arr,--"
Aruna mengenggam lengan Kinan, Badannya hampir ambruk.
"Kita kerumah sakit aja yaa??"
Aruna menggeleng.
"Kenapa sih Ar?? Ini gue takut lo kenapa-napa,"
"Gue takut suntik,"
"Ga bakalan di infus kalo lo ngga terus-terusan muntah sama kekurangan cairan..."
"Sama aja,"
"Lo batu banget sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...