26 | Dia menyukaimu tapi kau membencinya.
"Ketika kau sedang bersamaku, berbahagialah secara diam-diam. Biarlah itu menjadi rahasia kita."
-Twenty five twenty one.~o0o~
Disebuah toko buku ternama Aruna kini berada disebuah blik rak buku yang sebenarnya tidak dia rencanakan untuk disinggahi.
Dimana tempat semua buku kitab-kitab suci semua agama berjejer rapi lengkap dengan harganya yang tertera dibalik sampul belakangnya.
Aruna berdiri didepan rak, tidak ada yang spesial didepannya ini, hanya ada kitab dua agama, Islam dan Kristen, dan dimatanya melihat dua kitab yang bersampingan, Alkitab dan disampingnya Al-Quran.
Sejenak pikirannya melalangbuana disana, dia bahkan memikirkan berapa kali dia membuka dua kitab ini, milik Bunda dan Ayahnya.
"Kamu ngapain disana? Bukankah kamu cari buku yang ini?" Rahmat menemukan Aruna setelah hampir pulang sendiri karena Aruna sempat menghilang.
Aruna tersadar dan langsung bergegas memanggil Rahmat untuk meninggalkan blik rak itu. "Umm, lu dapet dibagian mana bukunya??"
"Tadi aku nanya sama petugasnya, terus dikasih."
"Ohh, iya ini bukunya. Yuk." Aruna mengajaknya untuk ke rak bagian Novel yang sepertinya lebih banyak, bahkan hampir memakai semua bagian lantai 2 ini.
"Lo ngga mau liat komik kesukaan?"
"Belum ada lanjutan Vol. nya, katanya baru ada bulan depan."
"Lo bisanya satu komik bisa baca berapa lama?"
"Tergantung, bisa satu hari dua malam?"
"Paling cepet?"
"Iya, biasanya bisa sampe 3 hari baru selesai karna latihannya makin mendekati turnamen. Kenapa?"
"Gue kalo baca harus full sehari, jadi kalo baca sesuatu itu harus diwaktu yang bakalan ninggalin kamar kecuali ke Wc, makan."
"Pantesan kutubuku, kerjaannya kalo bukan nulis pasti baca. Ngga juling apa nulis terus baca lagi?"
"Ngga bakalan juling, sejauh ini belom ada berita korban orang juling karna kerjaannya nulis sama baca."
Rahmat tertawa sembari kembali mengembalikan buku yang tadi dia lihat.
Semenit tidak ada percakapan antara Aruna dan dirinya, dia melihat Aruna. Dia berada ditengah-tengah rak-rak, melihat-lihat setiap judul buku.
Membuat Aruna terlihat berbeda, Wajah serius dan meneliti semua sudut buku yang membuatnya berbeda. Rahmat sendiri tidak pernah melihat itu jika bukan ditempat ini, itulah kenapa biarlah dia tidak terlalu mendewakan sebuah buku dia tetap bersemangat ketoko buku. Selain untuk melihat komik, pasti karena hal ini.
Reaksi nyaman Aruna.
Dia bahkan tidak pernah mendapatkan itu karena perlakuannya kepada Aruna. Paling banyak omelan dan senyum lesung manis saja.
"Ada apa? Kamu lagi mikirin apa?"
"Eh? Hahaha,"
"Menangis liat novel yang harga mahal banget tapi pengen beli?"
"Ngga kok, Gue juga ngga punya waktu buat rebahan sekedar baca novel."
Aruna mendesah pelan setelah menjawab itu. "Yuk, udah liat-liatnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholia
FanfictionMenyatukan dua kepala dalam satu hubungan adalah hal yang sulit untuk yang pertama kalinya merasakan. Sering bertengkar padahal saling merindu, sesulit itu untuk mengatakan perasaan untuk dua kepala ini. Pada akhirnya hal itu terlalu sering terjadi...