Caca menghela napasnya. Setelah tadi Averly menumpahkan susu ke lantai. Kini giliran Elysian yang melempar mangkuk makanannya hingga tumpah berceceran."Bilangin Papa nih ya kalo nakal. Biarin nanti Papa gak mau main lagi sama kalian."
"Yasspapapapappa."
Bukannya takut dua bayi 10 bulan itu malah berteriak memanggil papanya. Caca menjadi tersenyum kecut. Melihat keadaan ruang tamu yang sudah seperti habis terkena bencana.
Caca membersihkan lantai yang sudah berceceran bubur Elysian. Ia menaruh bayinya ke atas matras lalu memasang pembatas agar bayi itu tak pergi kemana-mana, "Bentar ya, Mama ambil bubur lagi buat Abang."
"Hwuuuhwuuuaaaaaahm"
"Mmmmaaaaaaaaaah."
"Mbbbaaaapaaaaaapaaaaaa."
"Iya, Sayang, sebentar," teriak Caca dari dapur.
Brukk
"Huwaaaaaaaaaa."
Caca berlari ke ruang tamu. Mengangkat Elysian yang sudah tengkurap dengan kepala yang mengeluarkan darah. Gadis itu panik, "Maaf, Sayang, maaf," gumamnya berkali-kali.
Elysian masih menangis kencang, sedangkan Averly hanya memandang dengan terdiam. Bayi itu kaget juga mungkin. Caca sudah memberikan asi, tapi tetap saja masih menangis.
Sudah berkali-kali Caca menelfon Regan, namun tidak diangkat. Padahal biasanya selalu fast respons, "Kemana sih?!" ucap Caca frustasi.
"Kita ke rumah sakit aja ya. Mama cari taksi dulu." Caca masih menenangkan Elysian yang terus menangis.
Caca mengambil tas lalu pergi tanpa mengganti baju, "Cepet ya, Pak."
"Iya, Neng."
Mendengar Elysian yang masih menangis membuat Caca ikut menangis, "Sakit ya, Sayang? Maafin Mama ya," ucap Caca berkali kali.
Averly mungkin mengerti keadaan Mama dan abangnya. Bayi cantik itu hanya diam sambil menyenderkan badannya ke mamanya. Averly duduk sendiri, sedangkan Elysian di pangku Caca.
"Itu teh adiknya kenapa, Neng?"
"Jatuh, Pak."
"Neng, tenang. Bapak liat lukanya tidak parah itu."
"Tapi dari tadi nangis, Pak. Kayanya kesakitan banget," balas Caca dengan suara parau.
Sampai di rumah sakit, Caca langsung berjalan cepat ke ugd. Gadis itu ingin berlari, tetapi dengan keadaan menggendong dua bayi dan membawa tas, pergerakannya lebih sulit.
Suster langsung mengambil alih Elysian, tapi bayi itu semakin mengamuk karena ingin tetap bersama mamanya. Dokter menyarankan agar Elysian dikembalikan untuk dipangku Caca. Dan akhirnya di tangani.
Gantian Averly yang digendong suster menangis kencang. Caca sendiri sudah menangis dan bingung sendiri. Ia tak tahu harus bagaimana.
Pintu ruang ugd terbuka kasar. Regan datang dengan berlari menghampiri Caca. Ia langsung menggantikan posisi Caca karena Elysian minta bersama papanya. Tadi waktu di taksi, Regan menelfon balik dan langsung menyusul ke rumah sakit.
Caca berdiri menghadap tembok, membelakangi semua orang untuk menyusui Averly agar bayi itu berhenti menangis.
Regan menghela napas melihat Caca dari belakang. Gadis itu hanya menggunakan hotpants, kaos kebesaran yang tentu saja itu milik Regan, dan sandal jepit. Rambutnya juga hanya dicepol asal sedikit lepek karena keringat.

KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMELLA [Sudah Terbit]
RomanceSequel Regantara. After they have Elysian and Averly. Baca dulu cerita Regantara biar paham tokohnya! Menjadi orang tua ternyata tidak semudah bayangan, banyak hal yang dilalui Caca sebagai seorang ibu muda. Tangis, bahagia, sedih, dan senang. Begit...