Averly terus merengek kepada Regan yang sedang mengerjakan tugasnya. Caca masih di sekolah, sehingga ia masih harus pintar-pintar membagi waktu.Regan akhirnya menoleh kepada Averly, "Kenapa, Dek? Kan main sama Abang."
"Aaaaaaang!" Averly memekik ke arah Elysian yang ternyata sedang tiduran memeluk mainannya. Wajah bayi itu nampak lesu.
Regan baru sadar, ternyata memang sejak tadi hanya Averly yang mengoceh. Sedangkan Elysian lebih banyak diam.
Averly sudah di samping Elysian. Bayi cantik itu berusaha menarik Elysian untuk diajak bermain, tetapi tetap saja Elysian tidak mau.
"Abang kenapa?" Regan mendekat setelah membereskan laptopnya.
"Mammaaa," gumam Elysian.
Regan memegang tangan Elysian, dan ternyata panas. Lelaki itu lalu memeriksa leher dan juga kening Elysian juga Averly, "Abang badannya sakit?"
Elysian langsung menepuk-nepuk kepalanya sebagai jawaban. "Abang pusing?" tanya Regan lagi.
"Mammaa."
Regan langsung mengangkat Elysian, "Bentar lagi Mama pulang, Bang. Sabar ya," balasnya.
"Mpaaaa!"
"Ayo sini, Dek. Di kasur aja. Abangnya lagi sakit ini," bujuk Regan. Averly memang maunya di karpet dan ditunggui, sedangkan Elysian yang sakit sudah ditidurkan diatas kasur.
Averly malah mencebik kesal, melempar asal semua mainannya. Regan mendekat mengelus kepala bayi cantiknya, "Lihat tuh, Abangnya kasihan lagi gak enak badannya. Jagain Abang yuk." Averly menatap ke arah Elysian yang anteng diatas kasur, "Biasanya 'kan Abang yang jagain Adek. Sekarang gantian ya, Abang lagi sakit, kasihan," bujuk Regan lagi.
Untung saja Averly langsung mau. Regan meletakkan Averly dan semua mainannya ke atas tempat tidur. Lelaki itu lalu mengambilkan minum untuk Elysian, "Minum dikit coba, Bang."
Elysian menolak, bayi itu malah terus mencari mamanya. Regan menghela napasnya, "Iya, bentar lagi Mama pulang, Bang. Minum dikit ya," bujuknya, tetapi Elysian tetap menolak.
Pintu kamar terbuka menampilkan Caca yang tersenyum lebar, "Mama, pulaaang," ucap Caca.
Elysian langsung bangun dengan mata berkaca-kaca, "Mammmaaa."
"Mammaa ammma ammma!" pekik Averly heboh.
"Kangen banget nih sama Mama?" Caca meletaknya tasnya di meja, lalu mengambil baju ganti di almari. "Abang kenapa?" tanya Caca sebelum masuk kamar mandi.
"Badannya agak panas." Caca ingin mendekat, tetapi Regan langsung mencegah, "Udah kamu ganti dulu sana."
Tidak butuh waktu lama, Caca sudah keluar kamar mandi dengan segar. Ia langsung mendekat, menggendong Elysian yang sudah hampir menangis, "Sayangnya Mama kenapa?" Caca memeriksa kening dan leher Elysian. Bayi itu menepuk kepalanya seperti tadi.
"Abang pusing ya?" tanya Caca lagi, gadis itu lalu menatap ke arah Regan, "Udah dari tadi kaya gini? Kok gak bilang sih?"
"Aku gak tau sejak kapan, maaf aku gak terlalu merhatiin." Regan lalu menata bantal untuk Caca bersandar.
Caca menyamankan duduknya lalu menyusui bayinya, " Coolfever sama obat demamnya masih gak ya?"
Regan memeriksa kotak obat yang terletak di kamar, "Obat demamnya ada, tapi coolfevernya enggak. Aku beli dulu sekarang."
"Gak usah. Pakai kompres air hangat aja, minta tolong siapin ya," ucap Caca yang diangguki Regan.
Regan sudah membawa baskom berisi air hangat. Lelaki itu lalu mencelupkan handuk kecil, setelah memerasnya hingga cukup kering, ia langsung menyerahkan pada Caca.

KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMELLA [Sudah Terbit]
Storie d'amoreSequel Regantara. After they have Elysian and Averly. Baca dulu cerita Regantara biar paham tokohnya! Menjadi orang tua ternyata tidak semudah bayangan, banyak hal yang dilalui Caca sebagai seorang ibu muda. Tangis, bahagia, sedih, dan senang. Begit...