Tuduhan

19.8K 2.1K 263
                                    

[⚠]

Caca sudah menyelesaikan semua soal dengan waktu yang cukup cepat. Ia mulai meneliti satu persatu soal yang berada di depannya, takutnya dia salah menghitung atau salah rumus.

Merasa sudah cukup teliti, Caca meletakkan pensilnya. Ia belum mau keluar ruangan karena waktu ujian sekolah masih satu setengah jam lagi, takutnya kalau Caca keluar cepat malah jadi tontonan satu ruangan bahkan nanti bisa jadi omongan satu sekolahan.

Caca sudah tidak mau menjadi siswa yang mencolok lagi. Cukup kemarin masalah dengan Reyhan yang membuat semua orang di sekolah ini mengira bahwa Caca ada hubungan spesial dengan Reyhan. Bahkan sampai sekarang Caca masih menjadi gosip terhot di sekolah.

Berkali-kali Caca berdecak kesal karena orang yang duduk di belakangnya berkali-kali menendang kursinya.

"Pssstt. Caramel, bantuin gue dong."

Caca tak menanggapi, hingga orang itu sedikit nenarik rambut Caca kebelakang, "Ck. Jangan gangguin gue!" ketusnya menoleh ke belekang.

"Caramella, Ciko! Kerjakan sendiri, jangan mencontek!" tegur pengawas yang berada di depan.

Caca langsung kembali menghadap depan dengan wajah kesal. Gara-gara Ciko ia jadi kena tegur. Padahal 'kan Caca hanya memperingati Ciko.

Karena beberapa temannya sudah ada yang keluar, Caca langsung ikut keluar. Saat ia mengumpulkan lembar jawab ke depan Caca dibuat kesal oleh ucapan guru pengawas, "Sudah tau ujian sekolah, makanya belajar. Jangan kluyuran terus!"

Caca mengambil tasnya yang berada di loker depan kelas. Ia memilih duduk di kursi yang berada di sebelah loker untuk menunggu Varena dan Syeina. Caca memang tak satu ruangan dengan kedua temannya.

"Lo Caramel 'kan?"

Caca mendongak lalu mengangguk, "Ada apa?"

"Lo di panggil pak Yudhi, disuruh ke ruangangnya sekarang." Caca menaikkan satu alisnya, "Kenapa gue disuruh ke ruangan kepala sekolah?"

Gadis yang di depannya itu hanya mengedikkan bahu pertanda tidak tahu. Caca lalu berdiri, "Yaudah makasih."

Caca langsung mengirim pesan kepada Varena terlebih dahulu untuk mengabari. Setelahnya, ia baru menuju ke ruang kepala sekolah yang terletak di lantai 1.

Sampai di ruang kepala sekolah, Caca sedikit kaget dan bingung. Di dalam ruangan itu terdapat semua guru BK, guru kesiswaan, kepala sekolah, dan yang terakhir ada Reyhan yang sudah duduk di kursi depan kepala sekolah.

Terdengar helaan napas dari pak Yudhi sebelum bersuara, "Kalian tau kenapa saya panggil ke sini?"

Caca menggeleng, sedangkan Reyhan langsung berdecak kesal, "To the point aja, Pak. Saya masih banyak urusan," ketus lelaki itu.

Pak Yudhi hanya menggeleng lalu menunjukkan satu ponsel ke arah mereka. Reyhan langsung mengambil ponsel tersebut untuk melihat foto-foto screenshootan dari sebuah video.

"Ini maksudnya apa, Pak?!" tanya Reyhan dengan nada tidak santai.

Caca sendiri langsung merebut ponsel itu dari tangan Reyhan. Seketika bola mata Caca membulat sempurna.

"Saya dapat laporan, suatu video yang tidak senonoh. Dan dalam laporan tersebut menjelaskan bahwa itu kalian berdua," terang pak Yudhi. "Dan setelah saya dan guru lain periksa. Memang ini sangat mirip dengan kalian berdua."

"Itu bukan saya pak!" timpal Caca cepat.

"Sudahlah, Nak. Itu jelas kalian berdua. Jangan banyak ngeles!" balas salah satu guru BK yang memang terkenal sangat pedas saat berbicara.

CARAMELLA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang