Beda Pendapat

19K 2.1K 965
                                    


Sudah sejak tadi Caca menyuruh Regan untuk istirahat. Karena sekarang sudah hampir jam tiga pagi, dan lelaki itu masih saja menyelesaikan pekerjaannya.

Caca tadi sudah tidur, tetapi tidak nyenyak. Makanya ia terus terbangun, "Capek banget ya pasti?"

"Namanya juga orang kerja, ya capek. Gak ngapa-ngapain aja bisa capek 'kan?" balas Regan terkekeh.

"Yang, ih! Aku beneran loh ini nanyanya!" gerutus Caca.

Regan semakin tersenyum melihat wajah kesal istrinya, "Jangan kenceng-kenceng, nanti mereka bangun."

Caca terlihat kesal sekali. Gadis itu memajukan bibirnya yang membuat Regan menyetilnya pelan, "Pengen banget dicium nih kayanya," goda lelaki itu.

Regan tambah terkekeh melihat Caca yang sudah memelototinya. Memang pekerjaannya sudah selesai, ia merenggangkan otot-ototnya.

Kalau ditanya lelah, sudah pasti. Pagi, Regan menjaga kedua bayinya sampai Caca pulang. Setelah itu ia harus cepat-cepat berangkat kuliah. Ketika kelasnya sudah selesai, Regan mengerjakan tugas-tugasnya di perpustakaan.

Lelaki itu mengerjakan tugas di perpustakaan karena selain menghemat waktu juga karena ia tidak membeli buku yang seharusnya untuk pembelajaran, jadilah lelaki itu meminjam di perpustakaan.

Kebetulan hari ini, Regan juga dipanggil lagi ke bengkel seperti waktu itu. Jadi setelah menyelesaikan tugas-tugasnya, Regan langsung pergi ke bengkel milik temannya itu.

Regan tadi sampai rumah pukul sebelas malam. Bukannya langsung istirahat, lelaki itu masih harus melanjutkan pekerjaannya yang diberikan Juna.

"Udah 'kan? Ayo tidur," ucap Caca setelah Regan membereskan laptopnya.

Regan hanya terkekeh pelan, "Pengen banget nih dikelonin?" godanya lagi dan lagi.

"Nyebelin!" kesal Caca lalu menghentak-hentakkan kaki menuju ranjang. Tidur membelakangi suaminya yang masih berdiri di dekat meja belajar.

Pergerakan di kasur tak membuat Caca bergeming. Sampai beberapa menit akhirnya Caca membalik tubuhnya dengan kesal, "Kenapa gak dipeluk sih?!"

Regan otomatis tertawa, karena lelaki itu memang sengaja menggoda istri cantiknya itu. Tidak mau membuat Caca jadi ngambek beneran, Regan langsung memeluk gadis itu, "Atau mau tidur di atas badan aku, Yang? Adek suka banget di posisi itu."

Caca hanya memukul bahu suaminya itu. Ia tak berniat menimpali ucapannya karena Regan akan terus-terusan menggodanya.

Cukup lama Caca terdiam, mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa. Caca sedikit mendongak untuk melihat suaminya. Ia tau, Regan belum tidur karena suaminya itu masih mengusap punggung Caca.

"Tidur, Yang, gak baik begadang."

Caca memutar bola mata malas, "Situ apa kabar?" cibirnya.

Regan hanya tersenyum, kemudian menunduk, "Kenapa gak tidur lagi?"

"Kamu juga kenapa gak tidur?" balas Caca malah bertanya kembali.

"Belum ngantuk."

Helaan napas Caca membuat Regan mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Emm, satu minggu lagi aku 'kan ujian. Terus..." Caca sengaja menjeda ucapannya menatap Regan sebentar, "aku bantuin kamu kerja ya habis itu," lanjutnya cepat.

Melihat wajah Regan yang hanya datar, Caca langsung ciut. Dirinya sudah mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengatakan ini, tapi nyatanya tetap saja berujung takut.

"Jangan marah dulu," cicit gadis itu.

"Udah dibicarain berkali-kali. Kamu udah tau jawabannya," balas Regan dingin.

CARAMELLA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang