Regan beserta keluarga kecilnya berangkat ke rumah Alan. Hari ini Radella sudah di bawa pulang bersama bayinya. Seperti biasa, dalam perjalanan kedua bayi gembul itu akan tertidur dengan nyenyak."Alan sama Radella udah sampai rumahnya?"
"Belum. Tadi masih perjalanan dari rumah sakit katanya."
Caca hanya manggut-manggut saja. Ia lalu menepuk-nepuk pantat Averly karena bayi itu sedikit menggeliyat, "Sssst, Sayang, bobok lagi ya."
Sampai di rumah Alan, ternyata Ardi, Anna, dan Raffa sudah sampai juga. Tapi pemilik rumahnya juga belum sampai.
Soal Raffa, lelaki itu memang sengaja datang dari Jakarta untuk menjenguk bayi Alan. Sebenarnya kalau Raffa memang sering bolak-balik Jakarta-Badung. Gara-gara gebetannya itu temen sekelasnya Anna.
Caca melihat ke arah Ardi yang duduk di lantai teras dengan selonjoran, "Di, lo habis digebukin siapa?" tanya Caca bingung. Pasalnya muka Ardi babak belur dengan tangan yang dibebat.
Anna dan Raffa langsung tertawa kencang, sedangkan Ardi menatap Regan dengan permusuhan. Jadi ceritanya Regan itu mengajak Ardi untuk sparring taekwondo, namun nyatanya malah Regan itu gebukin Ardi sampe tangannya retak.
"Kenapa sih?" tanya Caca semakin bingung. Ia lalu melihat ke arah Regan, "Kamu gebukin Ardi, Yang?"
"Iyalah, siapa lagi yang kejam kaya ibu tiri selain laki lo," balas Ardi sinis.
Caca langsung menatap Regan kesal, "Kenapa sih temennya digebukin!" ketusnya.
"Marahin, Ca, marahin. Masak muka ganteng gue dibikin begini. Untung Nana masih mau sama gue," ucap Ardi dengan muka sok sedih.
"Najis, Anjir! Lo cocok jadi samsak soalnya, Sat," timpal Raffa tertawa ngakak.
"Biarin aja, Ca. Dia pantes dapetin itu," balas Anna santai.
Ardi makin cemberut karena pacarnya sendiri malah membela Regan. Caca hanya menghela napas pasrah, pertemanan mereka memang seaneh ini. Ardi yang suka ngomong tanpa filter dan Regan yang bisa gebukin temannya sendiri tanpa ampun.
Akhirnya Alan datang, lelaki itu menggendong Radella untuk masuk ke dalam rumah. Bayinya yang berjenis kelamin laki-laki itu di gendong oleh maminya Alan.
"Loh, kalian udah sampai ya? Yuk masuk-masuk."
"Iya, Tante."
Mereka sudah sampai di dalam kamar. Mereka mengerubungi bayi mungil yang ada di gendongan omanya.
"Yaampun si kembar udah gede aja nih. Gemes banget deh," ucap tante Alina.
Caca tersenyum, "Itu yang ada di gendongan juga gemes banget. Pengen gendong, Te. Namanya siapa?"
"Namaku Aleon Abisha Armajaya, Tante."
"Aleon gemes banget."
"Kenapa anak-anak tuh mirip bapaknya semua sih?" celetuk Anna heran setelah melihat Aleon
"Ck. Ngeselin banget emang. Gue yang bawa-bawa sembilan bulan, gue yang sakit pinggang, sakit kaki, sakit badan. Eh pas lahir mukanya kaya bapaknya," kesal Radella.
Alan memicingkan matanya, "Lo lupa, siapa yang mual-mual kaya orang sekarat, siapa yang pengen ini itu sampai harus cari-cari makanan ke Jogja," ucapnya tak kalah ketus.
Bayi di gendongan omanya itu menggeliat lalu menangis kencang, "Aduh, gantengnya Oma. Sssst, Mami sama Papi kamu berisik ya, Nak. Nanti biar Oma jewer mereka." Tante Alina menimang-nimang, "Kasih asi Dell."
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMELLA [Sudah Terbit]
RomansaSequel Regantara. After they have Elysian and Averly. Baca dulu cerita Regantara biar paham tokohnya! Menjadi orang tua ternyata tidak semudah bayangan, banyak hal yang dilalui Caca sebagai seorang ibu muda. Tangis, bahagia, sedih, dan senang. Begit...