Caca mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari seseorang yang sejak kemarin ingin ia temui tetapi malah tidak nampak batang hidungnya sama sekali. Caca menghempuskan napas kasar. Meluruhkan bahunya karena hari ini tak menjumpai orang tersebut.Memilih keluar dari rooftop, Caca dikejutkan saat membuka pintu keluar, "Reyhan?!"
Orang yang dipanggil hanya menatap Caca datar seperti biasa. Reyhan langsung mengulurkan tangannya, memberikan permen coklat. Karena Caca hanya melongo, Reyhan langsung memberikan langsung ke genggaman Caca.
Caca mengerjabkan matanya kaget. Ia lalu memgikuti Reyhan ke pinggir rooftop, "Gue mau ngomong," ucap Caca cepat.
"Ngomong tinggal ngomong," balas Reyhan tanpa berbalik.
Menghela napas pelan, Caca langsung berdiri di samping Reyhan dengan memberi jarak, "Lo dengerin percakapan gue kemarin?"
"Hmm."
Caca menunduk kemudian berbalik ke kiri menatap Reyhan dari samping, "Please, jangan sebarin kesiapapun," mohonnya.
Reyhan menoleh, "Bisa-bisa aja gue gak nyebarin tentang lo yang udah nikah dan punya anak 2. Tapi semua gak gratis," ucap lelaki itu santai.
Caca memejamkan mata sekilas lalu merogoh ponselnya, mengutak-atik sebentar lalu menyerahkan pada Reyhan, "Isi nomer rekening lo sama nominalnya. Tapi sorry, uang gue gak banyak."
"Gue gak butuh duit lo. Uang gue lebih banyak," sarkas Reyhan membuat Caca lesu seketika.
Caca paham dari barang-barang yang dipakai Reyhan sudah menandakan bahwa lelaki itu anak orang kaya, "Terus lo mau apa?" tanyanya lesu.
"Pulang sekolah. Lo ikut ke apartemen gue," balas Reyhan lalu melenggang pergi.
"What?! Gue gak mau! Lo kira gue cewek murahan yang bisa diajak sembarangan ke apartemen cowok!" sentak Caca penuh emosi.
Reyhan berhenti tepat di ambang pintu, menoleh Caca yang masih berdiri ditempatnya, "Semua pilihan di tangan lo. Kalau lo gak mau, gue tinggal sebarin aja video percakapan lo."
Tanpa rasa takut, Caca maju tepat di hadapan Reyhan, menatap mata lelaki itu lekat, "Sebarin aja, gue gak peduli!" ketusnya lalu melangkah pergi, menabrak bahu lelaki itu keras.
Sambil berjalan cepat menuruni tangga, Caca menggerutu penuh emosi. Walau dia seberani itu marah-marah di depan orang. Nyatanya sekarang ia ingin menangis. Caca itu tipe yang sensitif oleh hal-hal seperti itu, apalagi ia tak kenal dekat dengan Reyhan.
Tidak langsung kembali ke kelas, Caca memilih pergi ke toilet yang dekat dengan laboraturium. Toilet yang jarang di kunjungi siswa. Ia ingin menangis sekarang juga.
Sudah merasa cukup tenang, Caca mencuci wajahnya lalu keluar dari toilet. Ia dikagetkan dengan sodoran coklat batang yang cukup besar, "Sorry. Gue gak bermaksud ngrendahin lo."
Tak mau menggubris, Caca melewati Reyhan begitu saja tanpa menerima sodoran coklatnya, "Ck. Jangan pegang-pegang gue!" sentak Caca karena Reyhan mencekal pergelangan tangannya.
"Lo harus tetep ikut ke apartemen gue. Di apartemen gue gak cuma ada gue, jadi lo gak usah mikir macem-macem. Gue gak sebrengsek itu," tegas Reyhan
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMELLA [Sudah Terbit]
RomansaSequel Regantara. After they have Elysian and Averly. Baca dulu cerita Regantara biar paham tokohnya! Menjadi orang tua ternyata tidak semudah bayangan, banyak hal yang dilalui Caca sebagai seorang ibu muda. Tangis, bahagia, sedih, dan senang. Begit...