Weekend

27K 1.9K 108
                                    


Weekend begini memang paling enak bergelung di atas kasur seharian. Apalagi di luar hujan, semakin mendukung nuansa bermalas-malasan di pagi hari ini.

Pertama kali yang dilihat Caca saat terbangun dari tidurnya adalah wajah damai lelaki tampan yang tentu saja itu suaminya. Ibu dua anak itu mengedarkan pandangan, melihat kearah jendela yang ternyata sudah terang terlihat dari celah gorden.

"Yang, bangun yuk, udah siang tuh," ucap Caca sembari mengelus rambut Regan.

Bukannya bangun, Regan malah semakin menenggelamkan kepalanya kedada istrinya, "Ngantuk, Yang," gumam lelaki itu dengan suara serak khas bangun tidur.

"Yaudah kalau kamu masih mau tidur, tapi lepas akunya mau masak."

"Gak usah masak. Kita delivery aja," balas lelaki itu masih dalam posisinya.

Caca terkekeh, "Widih, banyak duit nih bos. Akhir bulan ngajak delivery."

Regan jadi tertawa kencang mendengar celotehan Caca, "Bayaran dari Ardi udah turun 5 juta. Lumayan buat foya-foya."

Caca seketika langsung memeluk kencang orang di sebelahnya itu, "Mantap boscu, nanti kita bisa shopping-shopping!"

Dua orang itu sama-sama tergelak dengan tingkah mereka seolah menjadi orang kaya raya, hingga tangisan bayi mereka membuat tawanya seketika berhenti. Keduanya langsung bergegas ke arah box bayinya.

Sejak kelahiran bayinya, Regan semakin bisa di ajak bercanda. Lelaki itu berubah menjadi orang terkonyol di dunia jika bersama Caca dan kedua anaknya.

Terkadang Caca berpikir bahwa suaminya itu punya kepribadian ganda. Pasalnya, kalau di depan orang lain, lelaki itu bisa menjadi sedingin di kutub. Bahkan di kampusnya ia di panggil dengan kutub selatan sangking dinginnya sikapnya.

"Ave kenapa udah bangun hmm? Padahal Papa sama Mama masih masih pengen kelon."

Caca melirik sinis ke arah suaminya itu. Sedangkan Ave yang tengkurap di atas dada papanya hanya memandang kedua orang tuanya dengan sayu, karena masih ngantuk.

"Nenenenenna," gumam bayi cantik itu yang sudah meletakkan kepalanya dengan menoleh ke arah Caca.

Regan mengambilkan dot susu yang sudah dihangatkan. Tapi Ave malah melempar dotnya, bayi itu mau langsung dari sumbernya.

"Elee, udah belum sayang? Ave juga mau mimi tuh." Elee memandang Caca sebentar, lalu melepas hisapannya.

"Pinter banget anak, Mama." Caca mengecup wajah Elee bertubi-tubi. Bayi tampan itu terkikik geli.

Selesai acara mengurus dua bayinya. Sekarang giliran Caca untuk memasak bubur untuk sarapan bayinya. Sedangkan Regan bertugas menjaga Elee dan Ave di ruang tamu sembari melihat hujan yang tak kunjung berhenti.

"Yang, mau delivery apa?" teriak Regan.

"Ngapain pakek teriak sih," ketus Caca. Lagian ruang tamu sama dapur hanya terhalang tembok. Rumah mereka juga tidak besar.

"Biar kedengeran. Cepet deliv apa?"

Caca sedikit menimang-nimang, "Tapi ini hujan, Yang. Kasian drivernya,"

"Ck. Lebih kasihan lagi kalo mereka gak ada yang order. Siapa tau mereka lagi butuh banget duitnya sampai rela hujan-hujan, mana kalau hujan tarif mereka lebih gede . Lagian kalo mereka gak mau kan juga ngancel sendiri," jelas Regan panjang lebar.

"Iya juga sih. Yaudah deh, soto surabaya aja yang kaya biasa. Pesenin sekalian drivernya."

"Siap, Mama!" teriak Regan lagi-lagi.

CARAMELLA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang