Cassandra diantar Jessica dengan mobil pribadi Jessica. Keduanya sampai di dua puluh menit kemudian. Jessica pamit pulang dan Cassandra langsung memasuki rumah sakit. Ia menuju ruangan mamanya yang sudah sering ia datangi, tepatnya terletak di lantai tiga rumah sakit.
Namun di depan pintu ruangan Felisya tengah duduk seseorang yang sedang merintih sakit memegang pipinya. Dia sudah diobati dan diperban. Mungkin rasa sakitnya belum hilang. Apalagi kondisi tubuh cowok itu sangatlah berantakan. Kelihatan seperti dipukul sungguhan.
"Kenapa belum pulang? " tanya Cassanda sembari melangkah duduk ke samping Kevin.
"Nungguin elo, " jawabnya.
Kevin tadi memang berlaku kesakitan. Tapi saat mendengar suara Cassandra dia langsung duduk tegap seperti tidak terjadi apa-apa. Namun Cassandra yang menyadari itu dengan sengaja langsung menyentil pipi Kevin tersebut.
"Aw! Cass sakit!! " rintihnya.
Cassandra cuman berdecih, "Makanya jangan sok kuat. "
"Lah emang gue kuat. "
Sebelum Cassandra kembali menyentil pipi Kevin karena omongan itu, Kevin langsung menghindar dengan cepat, "Iya iya maap. "
"Kenapa bohong? " tanya Cassandra skiptis. Sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.
"Buat ngelindungi elo. "
"Apanya yang ngelindungi? "
Kevin menghela napas panjang sambil menatap wajah Cassandra yang selalu saja terlihat kesal setiap bertemu dirinya.
"Gue mengutamakan ketakutan terbesar lo. "
Ketakutan terbesar Cassandra adalah mamanya.
Cassandra lalu bertanya lagi, "Trus kenapa lo babak belur? "
"Dipukul Ezra. "
"HA?! "
Cassandra tiba-tiba bersuara nyaring. Lantas membuat Kevin refleks menutup telinga kanannya. Tepat di samping muka Cassandra.
"Gue suruh. Ga mungkin kan mukul diri sendiri? Orang gila gue entar jadinya. "
"Lo ketemu Ezra tadi? "
Kevin mengangguk. Kemudian beberapa menit kemudian dia tertawa sendiri. Cassandra nyaris menampar wajah Kevin kalau saja dia tidak menghindari lagi. Itu jelas tawa mengejek.
"Lo kira gue ngejar si Raka buat berantem? " Kevin berujar masih dengan tawa pedenya, "Kalo Raka gue bunuh nasib lo tetap sama kan? Dimarahi. "
Cassandra cuman diam sambil bersidekap dengan tenang. Tawa Kevin tidaklah lucu baginya.
"Gue bukan Leon, Cas. Dan lo bukan Dera. Gue bukan Leon yang emosian ketika ceweknya diganggu. Dan lo bukan Dera yang datang merelai gue dengan wajah cengeng. "
Kalimat panjang tersebut terbukti benar. Cassandra memang tidak punya pikiran untuk panik dan mengejar Kevin hanya untuk merelai perkelahiannya. Menurutnya laki-laki itu sudah cukup dewasa untuk sadar pada apa yang membuat mereka marah. Walau Cassandra tau Kevin pasti marah, dia pasti emosi.
"Tunggu ... Lo tau yang rusakin mobil gue dari mana? " tanya Cassandra kemudian. Mengingat bahwa tentang siapa Raka itu baru Cassandra tau hari ini. Bahkan Cassandra sama sekali tidak mengenal orangnya. Ia cuman tau bahwa Raka dan Ezra tidak memiliki hubungan baik.
"Kemaren pas tawuran dia lawan gue, " Kevin berterus terang, "Trus dia nyebut elo pacarnya Ezra. "
Seketika Cassandra diam. Kalimat barusan berhasil menusuk jiwa Cassandra paling dalam. Jadi selama ini Kevin sudah tau?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOMFORT
Teen FictionTentang dia sang autophile, gadis penyendiri yang berambisius tinggi untuk meraih sebuah kesempurnaan paling baik dari apapun. Hingga proses kehidupan datar itu membawanya ke dunia lain seperti cinta. Tidak semata-mata untuk diterima, tapi ditanggu...