DISCOMFORT #26 Mantan Pacar

87 9 2
                                    

Udah lama banget ya hehe
Semoga tidak lupa

Akhir-akhir ini lagi maraton BRUISES soalnya
Lagi gemes bgt sama Athala Echi

Yaudah skrg masuk pov Kevin
Dan .... Raina😂

HAPPYREADING!!

...

Kevin ingin segera menancap gas motornya mengikuti bus tadi, tapi deringan telepon seseorang mengurungkan niat tersebut. Dalam keadaan langit tidak bersahabat, rintik hujan makin deras, gertakan guntur yang menjadi-jadi serta suara tangisan dari penelepon barusan, membuat motor Kevin secara tidak sadar berbelok ke arah sebaliknya.

"Raina hampir dipukul, kak ... Mereka bertengkar lagi. "

Hanya karena kalimat itu, sekarang motor Kevin melaju menuju rumahnya. Di pukul enam pagi ini, langit belum terlalu menunjukkan penerangannya, Kevin sampai di kediaman Raina. Rumah mereka bersebelahan jadi anggap saja Kevin balik ke rumahnya sendiri.

Lalu ia melihat Raina di sana sedang berdiri sambil menangis. Dia dibaluti rok abu-abu dan kaos pendek sedang menutup wajahnya sambil berteriak histeris. Kevin memberhentikan motornya pas di depan Raina. Kevin turun dari motor dan langsung memeluk Raina erat, sangat erat.

"Rain ... Jangan nangis di depan jalan gini. "

Namun suara Raina makin meluap-luap, bahkan setara dengan derasan hujan.

"Mama papa bertengkar lagi, kak. Raina dipukul padahal Raina gak buat kesalahan. "

Serta merta Kevin langsung disuluti emosi, "Sialan kakak lo mana? "

"Kakak lari bawa uang mama. "

"ANJING!!! "

Kevin melakukan pergerakan dengan membuka jaketnya dan memakaikannya pada tubuh kecil Raina. Lantas Kevin berujar tenang, "Ini jaket anti air. Jangan lagi balik ke rumah. Ikut gue. "

"Iya kak makasih. "

Kevin langsung membawa Raina ke rumahnya, tepatnya di kamarnya. Saat ini mama sedang pergi, ketiga kakaknya juga sudah balik ke Korea, alhasil tinggal Kevin dan Raina berdua di rumah besar itu. Kevin mengambilkan Raina teh panas dan roti cokelat. Raina melahapnya dengan semangat.

"Ada apa? Kenapa sampai kayak gini? " tanya Kevin khawatir. Terlihat jelas dari wajahnya yang panik dan tak kunjung tenang.

Ekspresi Raina seketika berubah sedu, ia menjawab sambil diselingi tangis, "Kemarin papa ketahuan selingkuh. Trus mama marah dan mereka bertengkar. Kakak yang gak tahan langsung kabur dengan semua uang mama yang mama simpan dalam lemari. "

Kevin mencengkeram kuat kepalan tangannya. Dasar keluarga tidak beres. Dari dulu tidak pernah berubah. Bertahun-tahun hidup dalam satu keluarga penuh kebohongan. Dari kepala keluarganya, nyonya besarnya, anak pertamanya lalu anak bungsu dibiarkan layaknya pengemis.

"Kakak ganti baju gih. "

Kevin menatap Raina lekat, "Apaan? Lo juga basah. "

"Tapi kakak lebih basah. Raina udah punya jaket kak Kevin. "

Kevin berdiri menuju lemarinya, "Gue ambilin baju, lo ganti ya sekarang. "

"Tap-"

"Jangan bantah. "

Mau tidak mau Raina harus menurut. Kevin sudah membawanya sampai sini, melindunginya, memberinya makan, Raina sangat bersyukur. Kevin tidak menolak ketika Raina telepon, Kevin tidak lari ketika Raina butuh dan Kevin tidak pernah buta akan masalah Raina. Kevin mengetahui seluk beluk hidup Raina dari dia lahir.

DISCOMFORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang