"Ara. "
Langkah Cassandra terhenti. Mau cepat-cepat memasuki kamar tapi tiba-tiba suara seorang wanita paruh bayah berumur sekitar 30-an membuatnya mengurungkan niat tersebut.
"Tadi malam siapa yang datang? "
Cassandra berbalik. Menatap dingin kedua manik sang mama. Wanita cantik yang berpakain rapi dibalut jas serta name tag Dr. Felisya ahli bedah itu mendekat dengan sorot mata yang Cassandra hafal sekali maksudnya.
"Teman. "
"Kenapa mama nggak dikasi tau? "
"Mama udah tau. "
"Yah itu karna dikasi tau tante Zara. "
Tante Zara adalah tetangga mereka. Dia dan mama punya hubungan baik. Dan setiap apa yang dilakukan Cassandra di rumah pasti ditau oleh wanita itu. Lalu ujung-ujungnya lapor ke mama walau tak penting sekalipun.
"Mama nggak suka kamu main-main gitu yah. Apalagi teman cowok ga jelas dari mana. Gak enak dilihat sama orang. Malam-malam lagi. Kamu mau jadi remaja rusak seperti di luaran sana? Mau berhenti sekolah? Harusnya kamu perbaiki nila-"
"Ara capek, ma. "
"Kalau begitu sana masuk. Belajar! "
Cassandra langsung masuk dan membanting keras pintu. Meletakkan sembarang tas dan membanting diri ke atas kasur. Menatap langit-langit kamar seraya tersenyum kecut.
Dia punya mama. Tidak punya papa, tidak punya saudara, tidak punya sepupu, tidak punya kakek nenek. Yah, dia cuma seorang gadis tunggal tanpa keluarga besar.
Dia juga anak haram. Hah, anak haram.
Mamanya hamil ketika SMA kelas tiga. Pacarnya tidak tanggung jawab. Alhasil mama yang membesarkannya sendiri. Ditambah mama itu anak tunggal dari keluarga miskin dan sakit-sakitan. Hingga tiba disaat orang tua mama meninggal, mama menghidupi dirinya dan Cassandra seorang diri.
Bekerja sana-sini dan putus sekolah. Tapi karna kegigihan mama dan usaha keras tanpa ada kata menyerah, mama berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas bergengsi di fakultas impiannya yaitu 'kedokteran'.
Dan dari semua derita mamanya itu, dia tidak ingin Cassandra mengalami hal yang sama. Makanya jangan salah kenapa mama sampai marah-marah mengetahui malam-malam Cassandra sendiri di rumah dan didatangi cowok tanpa maksud jelas.
Iya, mamanya itu tipe orang tua yang over possesif or 'strict parent'. Seperti berpacaran, berkeliaran di luar rumah, bermain-main tidak jelas, nonkrong malam, apalagi ikutan clubbing, dan ujung-ujungnya jadi pengangguran, mamanya sangat marah.
Yang dia inginkan hanya Cassandra yang belajar, belajar dan belajar. Ke sekolah cuma untuk menuntut ilmu tanpa niat lain seperti pacaran. Mendapatkan ranking satu dan mengharumkan nama dia, Felisya.
Dan akhir-akhir ini Cassandra lagi-lagi ditekan untuk tambah meningkatkan nilai-nilainya. Seperti dari nilai sembilan delapan harus ke seratus sempurna. Karena sulit untuk mendapatkan posisi 'satu' itu, Cassandra selalu dapat nomer 'dua' dari usaha gilanya tanpa istirahat itu.
Masalah berusaha Cassandra sudah melakukan lebih. Bahkan dalam sehari waktu tidurnya cuman tiga jam. Itupun kalau tugas tidak banyak. Tapi jika sudah tertumpuk, Cassandra harus begadang semalaman.
Memang, untuk siswa 'normal' tidak ada yang seperti dirinya. Tapi begitulah, Cassandra bahkan harus mempelajari ilmu-ilmu kedokteran di luar jangkauan otak anak SMA demi sang mama yang nuntut 'Supaya nanti pas kuliah kamu ga kaget lagi'.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOMFORT
Teen FictionTentang dia sang autophile, gadis penyendiri yang berambisius tinggi untuk meraih sebuah kesempurnaan paling baik dari apapun. Hingga proses kehidupan datar itu membawanya ke dunia lain seperti cinta. Tidak semata-mata untuk diterima, tapi ditanggu...