"Selama aku pergi, ini yang kamu lakuin? " tanya Ezra serius.
Cassandra tidak merespon berlebihan melainkan tenang saja seperti biasa. Walau Ezra telah menariknya dari pantauan Kevin dan dibawa ke parkiran untuk berbicara empat mata, Cassandra tidak syok. Mungkin saat ini Ezra menjadi pihak satu-satunya yang kesal akan pemandangan tadi.
"Dia cuman menemani, " jawab Cassandra tenang.
Rahang Ezra mengeras, dia menggertakkan giginya lantaran mulai tersulut emosi. Pacar mana yang tidak akan marah ketika melihat kekasihnya berduaan hampir seharian bersama cowok lain di suasana hujan deras seperti tadi? Ditambah ekspresi Cassandra yang sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.
"Tadi aku ke sekolah. Tapi nggak sempat temui kamu karena ada pertemuan sama pelatih utama. Karena lagi hujan dan kebiasaan kamu yang selalu di perpus, aku bela-belain datang ke sekolah buat jemput kamu, Cas. "
Ada tatapan kecewa di sana. Cassandra bisa melihat itu dengan jelas. Dari awal Ezra menemukan Kevin dan Cassandra dalam posisi tadi, dia sudah menunjukkan ekspresi tidak menyenangkan. Lalu tadi itu Kevin nyaris mengeluarkan omongan jika Cassandra tidak menyubit pinggangnya. Cassandra tau Kevin akan memberi alasan tidak jelas pada Ezra. Jadi lebih baik Cassandra dan Ezra sendiri yang menyelesaikan ini.
"Aku dan Kevin ... Tidak ada apa-apa, " Cassandra berterus terang. Mencoba memberi tatapan paling menenangkan untuk cowok di depannya ini.
Ezra menghela napas gusar, "Gimana bisa kalimat itu dipercaya ketika barusan aku liat kamu berdua sama dia di sekolah yang udah sepi? Kalian ngapain?! "
"Kevin menemaniku sampai hujan berhenti. Itu saja. "
"Kamu nggak ngehubungin aku? "
"Aku pikir kamu tidak ke sekolah hari ini. "
"Tapi setidaknya aku dikabari. "
"Ezra ... "
"Cassandra! " Ezra mengusap kepalanya frustrasi, suaranya mulai meninggi, "Sampai kapan sih dia ngejar-ngejar lo? Dia tau lo punya cowok kan? "
"Iya dia tau. "
"Trus?! Tetap mengganggu? Mentang-mentang senior, anak balapan, juara sekolah. Lo pikir gue gak berani sama dia? Ki-"
"Ezra Alexandrov! " kini giliran Cassandra sang pemberi tatapan tajam, posisi berdiri dirinya dan Ezra hampir tak berjarak lagi. "Kamu tau aku tidak suka pertengkaran. Selama hubungan ini dibangun tanpa masalah, jangan lagi buat masalah. "
"Tapi lo yang memulai, Cas. Lo yang membawa cowok itu ke hubungan kita. "
"Tapi aku tidak menerimanya. "
"Tidak menerima ... Namun membuka pintu untuk perlahan diterima? "
"Zra-"
"Lo suka kan sama dia?! "
Cassandra lantas terdiam.
"Dari awal harusnya kalian bisa pisah kalau lo gak merespon cowok itu. "
"Aku tidak merespon apapun. "
"Jelas banget bohongnya. "
"Ezra ... Kita udah janji gak membahas ini lagi. "
"Tapi gue muak liat lo sama dia mulu. Selama gue turnamen, lo pasti punya jutaan menit bareng dia. "
"Omong kosong macam apa itu?! "
"Lo suka dia Cassandra. "
"Tidak begitu. "
"Hati lo sekarang buat dia, bukan gue. "
"Ke-"
"Cassandra, " Ezra memegang kedua bahu Cassandra. Walau Ezra terpaut masih muda, tinggi Cassandra tetap di bawahnya. Sebelum melanjutkan omongan, ada sedikit jeda sembari menatap dalam manik abu-abu Cassandra. Manik indah yang membuat sosok Ezra bisa merasakan cinta dan kasih sayang selama hidupnya. Jauh dari kebencian yang dia dapat dari Alexandrov.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOMFORT
Teen FictionTentang dia sang autophile, gadis penyendiri yang berambisius tinggi untuk meraih sebuah kesempurnaan paling baik dari apapun. Hingga proses kehidupan datar itu membawanya ke dunia lain seperti cinta. Tidak semata-mata untuk diterima, tapi ditanggu...