DISCOMFORT #6 Berdua

763 49 1
                                    

"Cassandra? "

Cassandra berbalik.

"Tadi kamu kenapa tidak serius latihan? "

Cassandra mengerutkan dahinya. Wanita cantik bertubuh langsing dan tinggi lonjong masih berpakaian ballet tipis itu mendekatinya.

Cassandra menghela napas lelah. Meletakan pakaian balletnya dalam ransel lalu menghadapkan dirinya pada kak Deva sebagai pelatihnya.

"Ga ada yang serius sih kak, " jawab Cassandra seadanya. Ingin memulai tapi takut terbuai cerita hingga lupa diri. Ia memang percaya pada orang, tapi tidak dengan dirinya sendiri.

Kak Deva memegang kedua bahu Cassandra sambil tersenyum manis, "Mama kamu lagi? "

Cassandra menggeleng.

"Ada apa? Cerita sama kakak. "

Cassandra tersenyum tipis. Beralih memegang kedua tangan pelatihnya itu, "Nggak ada kak, everything is okay. "

Kak Deva menatap Cassandra lama. Memberikan hawa tenang pada cewek itu. Dia sendiri tau bagaimana keadaan Cassandra dari kepribadian hingga latar belakang hidup cewek itu. Menjalani hari-hari dengan sangat fakum dan dituntut melakukan banyak hal sangatlah melelahkan.

"Cerita sama kakak yah kalau ada apa-apa. Jangan simpan sendiri. "

"Iya. "

...

Cassandra memakai ranselnya. Keluar dari sekitaran gedung untuk bersiap pulang. Di samping itu pula ia sama sekali tidak melihat sosok Athala. Cewek itu menghela napas syukur. Kemudian memilih untuk menunggu angkot sambil sesekali melihat arlojinya untuk memastikan waktu sedang berada di pihaknya.


11.15

Cassandra mulai cemas. Ini sudah hampir larut malam. Felisya pulang jam duabelas malam. Jadi Cassandra harus ada di di rumah sebelum Felisya pulang.

"Naik. "

Fokus Cassandra langsung teralihkan. Suara khas itu membuatnya mendongakkan kepalanya ke depan. Ia sedikit kaget ternyata cowok itu masih saja menghampirinya di jam seperti ini. Padahal dia bisa langsung pulang dan tidur nyenyak.

Untuk apa juga menunggu cewek seperti Cassandra hingga selarut ini?

"Ayo. "

Athala sekarang berganti kendaraan menjadi  sebuah sepeda jalan. Berarti tadi itu dia memang pergi mengganti motornya. Athala malah memasang ekspresi tenang seperti awal dia berjanji bahwa akan menunggu. Sedangkan Cassandra masih terdiam memikirkan apakah ia harus ikut atau tidak.

"Motor tadi udah gak aman kepake. "

"Jadi? "

"Sepeda saja. "

"Berbeda ya memang? "

"Memang berbeda. "

"Maksud saya ... Ugh-"

Cassandra menghela napas pelan. Dari pada membuang waktu dan ujung-ujungnya dia sendiri yang kena marah, lebih baik mengalah dan menyelesaikan semua ini dengan baik. Lagi pula Cassandra jadi pihak untung di sini. Ia lalu beralih duduk di jok belakang sepeda.

DISCOMFORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang