Entah apa yang terjadi dengan seorang Athala Deylon, cowok itu sekarang sedang terburu-buru menuju toilet. Mencari keberadaan cewek berparas manis rambut sebahu yang mungkin masih di sana menunggunya.
Athala masuk. Mengatur deru napasnya. Sekarang jam istirahat dan para siswa mulai berkeliaran ke luar kelas. Seperti toilet ini, beberapa orang yang melihatnya terbingung-bingung.
Tapi seperti biasa, Athala tidak peduli. Dia mendobrak pintu bilik lima tapi tidak menemukan siapapun di sana. Kemudian berjalan keluar untuk sekalian mengecek koridor.
Dan, cewek itu di sana.
Berjalan beriringan dengan seorang cowok yang kira-kira seleting dengan dia. Athala lama memandang mereka hingga akhirnya punggung cewek rambut sebahu itu menghilang.
Athala pun kembali ke kelasnya tanpa berpikir apapun.
...
"Udah deh Put, gak usah selebay itu. "
Untuk kesekian kali Cassandra berdecak. Putri yang sedari tadi tengah menatap layar ponsel dengan serius lagi-lagi mengeluarkan keluhan dan tangisan kecil.
"Ini ceweknya kasian banget dibuli mulu sama geng sialan, " lensa mata Putri berkaca-kaca--terkesan dramatis.
Cewek lebay berkaca mata rabun itu penyuka dunia khayalan yang banyak terdapat di aplikasi wattpad. Makanya jangan heran Putri mempunyai perasaan labil dalam memilih cowok. Kadang sukanya bad boy, cool boy, warm boy, dan sebagainya.
Cassandra hanya bisa geleng-geleng kepala. Berekspresi tenang seperti biasa, "Dia dan lo, untungan dia. "
"Karna kenapa? "
"Secupu apapun dia, sejelek apapun dia, sependiam apapun dia, tetaplah seorang tokoh utama. Punya garis takdir bersama cowok tampan. Lalu cewek cantik, kaya, populer, yang termasuk dalam cerita itu, tetaplah seorang figuran. Dan figuran bukanlah tokoh penting bagi penulis. "
Seketika Putri membungkam. Cassandra Felisya memang punya banyak pemahaman. Dia seperti malaikat penyadar diri pada siapapun yang tidak sadar diri. Seperti Putri saat ini.
"Udahlah, Cas. Lo lanjut aja belajarnya. Makin sakit hati gue denger omongan lo, " Putri mendengus--melanjutkan bacaannya.
Suasana kelas dua belas ipa satu memang sedang sepi. Hanya mereka berdua yang betah di dalam kelas. Apalagi Putri, dia harus terus menemani Cassandra. Cewek itu kadang suka tiba-tiba mimisan dan terus memaksa diri belajar padahal dalam keadaan tidak memungkinkan.
"Cassandra? "
Panggilan dari Kevin.
"Gue bawain lo sesuatu, " Kevin lagi-lagi mendekati Cassandra.
"Apa tuh, Vin? " sahut Putri semangat.
"Kenapa? Lo juga mau? "
Putri mengangguk.
"Nih! " Kevin menyodorkan tangannya pas depan wajah Putri lalu membuka kepalan tangannya cepat, "Kekosongan buat lo, dari Arka. "
Putri mendesis tajam, "Sialan! "
Kevin terkekeh puas. Lalu beralih menatap Cassandra kembali. Lama, sangat lama. Cassandra memiliki garis wajah ramah dan manis. Tapi ia sangat pintar menutupi itu dengan sifatnya yang dingin. Bahkan kadang tatapannya itu teduh, bukan tajam. Membuat lekukan di bibir Kevin naik, dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOMFORT
Teen FictionTentang dia sang autophile, gadis penyendiri yang berambisius tinggi untuk meraih sebuah kesempurnaan paling baik dari apapun. Hingga proses kehidupan datar itu membawanya ke dunia lain seperti cinta. Tidak semata-mata untuk diterima, tapi ditanggu...