Ezra berjalan pelan mendekati Kevin yang saat ini mencoba berdiri dan memperbaiki letak kemejanya. Lalu Ezra berhasil lagi melayangkan tinjunya tepat di perut Kevin. Untuk kedua kalinya Kevin tersungkur ke arah tiang basket dari rasa sakit luar biasa. Dia merintih kesakitan sambil mengusap perutnya. Itu sakit sekali. Rasanya seperti sehabis dipukul sepuluh orang berotot.
Tapi tidak berhenti di sana, Ezra mendekat lagi. Dia mengangkat tubuh Kevin yang mulai tak berdaya dan dipukul secara berulang kali di wajahnya. Wajah Kevin lantas membiru, ujung bibirnya berdarah dan seragamnya kotor akibat berulang kali tersungkur di lantai lapangan. Kevin merintih menahan sakit yang bertambah sambil terus menahan diri agar tidak melukai adik kelasnya itu.
"Dia cewek gue, Kak. Kenapa sih? Dikejar-kejar terus? " tanya Ezra menatap tajam Kevin.
Kevin tersenyum miring, tidak takut sama sekali. "Sorry ya. Hati gue emang suka blak-blakan. "
Mendengar jawaban itu Ezra langsung menginjak dada Kevin yang saat ini sedang terbaring tak berdaya. Dia dari awal tidak pernah membalas apapun untuk menjadi perlindungan diri. Dia hanya keterusan menahan rasa sakit disertai senyumnya yang menjengkelkan. Ezra bisa saja membunuhnya. Sangat bisa. Dia memiliki puluhan jurus untuk menangani manusia semacam ini.
Tapi Kevin Anggara adalah senior. Ditambah dia adalah salah satu anggota geng terkuat dan ternakal se-Jakarta yaitu Antariksa. Bisa panjang urusannya kalau panglima mereka yaitu Nathaleon Zevaro melihat ini dan membalas Ezra. Leon terbilang memiliki kekuatan luar biasa yang bahkan bisa meratakan dua puluh orang dalam sekali perkelahian. Ezra memang kuat tapi Nathaleon Zevaro lebih kuat.
"Lagi mikir ya? Gimana ngalahin gue? " Kevin menyeringai santai. Padahal dadanya sedang diinjak.
"Lo sengaja? " suara Ezra menggelegar.
"Enggak juga. "
"Gue tau kekuatan lo setara orang itu. "
Orang itu adalah Adhan Nathaleon Zevaro. Untungnya dia tidak ada di sini.
"Dia lebih kuat. "
"Setidaknya ada alasan lo gak melakukan perlawanan. "
Kevin berdecih, "Buat apa? Cassandra gak suka cowok berengsek. "
Mendengar jawaban itu, Ezra langsung menarik kakinya bergantian dengan merunduk untuk dipukul lagi wajah menjengkelkan Kevin. Sekarang wajah itu penuh darah, kotor, dan mengenaskan. Kevin sebentar lagi bisa menjangkau keadaan kritis. Dia berdiri sempoyongan sambil mengusap bibirnya yang sudah berlumuran darah.
"Kalo udah punya tuh dijaga, " Kevin tertawa horor, "Jangan dibuat marah kayak tadi. Cassandra Felisya cukup berbeda untuk lo samakan dengan ide goblok lo itu ke orang lain. "
Ezra masih menatap tajam Kevin. "Tau apa lo sama hubungan kami? Dua tahun ini berjalan baik sebelum lo datang ke kehidupan dia. "
"Seperti itu? "
"Anjing! "
Lagi, Ezra menampar wajah Kevin. Kali ini bukan cuman Kevin yang meringis sakit, tapi penonton sekolah juga ikutan merasakan sakit. Terlihat dari lapangan yang penuh oleh lautan manusia, mereka tak tega melihat Kevin diperlakukan seperti itu. Mereka juga tau apa yang mereka perkelahikan, yaitu cewek dingin yang saat ini sedang terdiam syok di sebelah sana. Cassandra Felisya ... Benar-benar menjadi bintang saat ini.
"Cassandra? " Kevin tiba-tiba mengarahkan tatapannya pada Cassandra. "Mau gue balas gak nih? "
Cassandra menatap Kevin lama. Seperti melihat celah dari maksud tatapan tersebut. Dia tidak melakukan perlawanan, dia tidak membalas, dia tidak melakukan hal senonoh pada juniornya. Padahal dia sedang dipermalukan depan umum. Nama kakak kelasnya tercoreng hanya karena diam bagai pengecut seperti itu. Kevin tau kemampuannya tapi dia sama sekali tidak bergerak. Kenapa? Kenapa Kevin begitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
DISCOMFORT
Roman pour AdolescentsTentang dia sang autophile, gadis penyendiri yang berambisius tinggi untuk meraih sebuah kesempurnaan paling baik dari apapun. Hingga proses kehidupan datar itu membawanya ke dunia lain seperti cinta. Tidak semata-mata untuk diterima, tapi ditanggu...