DISCOMFORT #23 Diskusi Kelas

96 11 2
                                    

Siang terik hari itu Cassandra memilih menyingkir ke perpustakaan setelah pemberitahuan bahwa bu Jingga tidak bisa hadir. Sebenarnya teman-teman kelas sedang berada di kantin semua. Salah satu anak ipa 1 berulang tahun hari ini. Biasanya di dua belas ipa satu yang berulang tahun wajib membelanjakan seluruh teman kelasnya di kantin sekolah.

Tapi karena perkumpulan tersebut adalah sebuah keramaian dan kebisingan bagi Cassandra, ia memilih tidak ikutan. Melainkan sibuk membaca ringkasan rumus fisika yang harus selalu Cassandra ingat. Fisika memang agak rumit, bola bergeser pun dihitung, tapi ia wajib menguasai semua mata pelajaran tak terkecuali. Seperti fisika contohnya.

Suasana perpustakaan pun selalu mendukung niat Cassandra tersebut. Hening, diam, senyap dan damai. Masing-masing dari penghuninya sibuk pada buku dan tulisan. Cassandra akan lebih fokus memahami sesuatu ketika mendapatkan ketenangan. Apalagi tidak ada yang ia pikirkan lagi saat ini selain dirinya sendiri.

Hingga tak lama, ada yang tiba-tiba duduk di depan Cassandra sekaligus menyodorkan satu kotak makanan berwarna biru tua dan sebotol air minum. Lantas ia mendongakkan kepalanya.

"Dibuka, " pinta Ezra selaku pemberi tersebut.

Cassandra membuka kotak di hadapannya sesuai instruksi. Dan ternyata isinya adalah bubur ayam beserta lauk-pauknya. Dibandingkan nasi, roti dan umbi-umbian, Cassandra lebih suka mengunyah bubur. Apalagi bubur itu ditambahkan suwiran ayam, sawi, telur, kerupuk dan kuah soto. Ia tidak suka pake kacang.

"Kamu selalu lupa makan kalo lagi serius belajar, " ucap Ezra sambil tersenyum.

Cassandra memutar pandangannya ke seluruh ruangan. Hanya ada sembilan orang dalam ruangan ini. Dua diantaranya Cassandra dan Ezra. Masing-masing dari mereka pun sibuk dengan aktivitasnya, sama sekali tidak memedulikan dua sejoli tersebut. Apalagi di seluruh kelas saat ini masih dalam jam pelajaran berlangsung.

Ia pun tersenyum dan berucap, "Makasih anak baik, " sambil mengusap puncak Ezra.

Cassandra lalu menutup bukunya dan mulai melahap bubur ayam tersebut. Dia tim bubur ayam tidak diaduk. Tampilan seperti ini adalah maha karya si pembuat bubur ayam yang tak pantas kita rusak. Rasakanlah betapa pas dan enaknya makanan ini.

"Kenapa senyum-senyum? " tanya Ezra menyadari Cassandra hanya tersenyum sedari tadi. Dia pula memperhatikan wajah Cassandra dari awal kedatangannya.

"Enak banget. "

"Mau aku bawain lagi? "

Cassandra menggeleng, "Perutku gak muat banyak. "

Ezra terkekeh, "Gapapa yang penting kamu gak lupa makan. "

"Makasih ya. "

Ezra mengangguk.

Cassandra lalu bertanya sambil pelan-pelan mengunyah makanannya, "Gimana hari ini? Ada masalah? "

"Sibuk buat proposal. "

"Dalam rangka apa? "

"Lomba debat. "

"Ah ... Debat ya. "

Dari kemarin memang osis sedang disibukkan dengan persiapan kegiatan per akhir bulan ini. Apalagi untuk mencari kandidat per kelas butuh banyak masukkan dari siswa lain. Siapakah yang akan maju mewakili? Siapakah yang mau mengajukan diri sendiri? Siapakah yang siap diajukan? Osis perlu memikirkan itu.

"Jadi sudah dapat kandidat? " tanya Cassandra lagi.

Ezra mengangkat bahu acuh, "Itu urusan devisi akademik. Aku bagian ngetik proposal aja. "

"Udah jadi? "

"Belum sih, " wajah Ezra mendadak cemberut, cowok itu lalu meletakkan kepalanya di atas meja dan menaruh tangan kiri Cassandra di puncak kepalanya. Sedangkan tangan Cassandra yang lain untuk melahap makanan.

DISCOMFORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang