18. Nana & Kiki

405 97 54
                                    

Anna berjalan beriringan dengan Fenly. Mereka akan menemui seseorang yang sudah lama tidak mereka temui.

Anna berlari lebih dulu, ketika melihat orang yang mereka tuju.

Ia menarik orang itu ke dalam pelukannya "Apa kabar? Gue kangen."

Orang itu mendorong tubuh Anna, ia seperti jijik di peluk oleh Anna. Fenly yang tidak jauh dari posisi mereka, dengan sigap menangkap Anna agar tidak jatuh.

"Woy, nggak usah kasar lo!" bentak Fika yang sedari tadi berada disana.

"Siapa suruh peluk-peluk gue? Gue nggak sudi ya di peluk sama orang kaya dia," ketusnya mendelik sebal.

"Dih nggak tau diri lo," sarkas Fika tak mau kalah.

"Lo pada ngapain jadi berantem?" cibir Fenly mulai kesal melihat dua orang aneh di hadapannya.

"Dia duluan Fen," adu Fika tidak mau di salahkan.

Tangan Fenly terangkat, memberikan isyarat pada Fika agar diam.

"Manda, maksud lo apa adu dombain Anna sama Angel? Lo tahu sendiri kan, kalau gue sama Anna udah pacaran lama," ujar Fenly tidak mau basa-basi.

Orang itu adalah Manda, sahabat Anna dulu. Gadis itu ternyata satu kampus dengan Anna, ia sengaja menyembunyika diri agar tidak di ketahui teman-teman SMA-nya dulu.

"Gue pengen Anna rasain apa yang gue rasain dulu, di benci sama satu sekolah."

"Sinting!" cibir Fika mendelik.

Fenly menghela napas pelan "Lo lupa, lo di benci karena perbuatan lo sendiri, dan sekarang lo ulang kesalahan lama, itu sama aja kayak lo pengen di benci lagi."

"Gue nggak peduli, karena tujuan gue cuma Anna, gue pengen dia hancur."

Anna menatap sedih sahabatnya, sebegitu bencikah Manda pada Anna, hingga gadis itu ingin Anna hancur.

"Sebelum lo hancurin Anna, gue pastiin lo hancur duluan," ujar Fika tidak main-main.

Manda menyunggingkan senyumnya, menatap remeh Fika "Mau jadi pahlawan kesiangan? Inget sist, dulu lo juga nyakitin Anna."

"Itu dulu, sekarang gue nggak kaya gitu. Sebaiknya lo berubah, sebelum lo nyesel."

Manda berdecak, berbalik meninggalkan Anna, Fenly dan Fika. Ia sudah terlalu malas menghadapi ketiga manusia di hadapannya.

"Gue nggak peduli, sebenci apa lo sama gue, gue nggak peduli lo mau nyakitin atau hancurin gue, bagi gue  lo tetap sahabat gue, Man. Sahabat perempuan pertama yang gue punya, gue sayang sama lo," ucap Anna, matanya mulai berkaca-kaca siap menumpahkan cairan beningnya.

"Bacot! Nggak mempan tuh kata di gue." Manda kembali melanjutkan langkahnya, ia sudah tidak peduli dengan Anna. Baginya, Anna adalah musuhnya, dan selamanya akan begitu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang