4. Bunda

464 98 9
                                    

"Libur lo nggak guna," ujar Shandy merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Anna.

"Diem, nggak usah banyak bacot," sinis Anna penuh penekanan.

Bugh!

"Kagak sopan lo, Maemunah!" Shandy melemparkan bantal pada Anna, membuat gadis itu meringis.

Anna menghela napas pelan, ia harus bisa menahan emosinya. Ia tidak boleh terpancing oleh Shandy.

"Lo nugas apaan sih, An?" tanya Gilang memasuki kamar Anna, membawa segelas susu di tangannya.

Gilang menyipitkan matanya, melihat kertas yang Anna salin di laptopnya.

"Sejak kapan fakultas ekonomi belajar anatomi tubuh?" celetuk Gilang duduk di samping Shandy.

Shandy merubah posisinya menjadi duduk "Lah anjir ngaco lo, An."

Anna berdecak, berbalik menatap kedua Abangnya "Nggak usah bacot, disini komentar kalian nggak dibutuhkan," ketus Anna kembali fokus pada layar laptopnya.

"Tapi gue serius, An," ujar Gilang,

"lo itu anak ekonomi tapi kenapa malah ngerjain tugas anak kedokteran?"

"Kek nya gue tahu deh," celetuk Shandy.

"An, lo lagi buka bisnis ya? Bisnis ngerjain tugas orang lain?" tanyanya.

Gilang mengerutkan keningnya "Bener, An? Emang uang dari Ayah belum cukup apa?"

Anna menghela napas. Ia harus sabar menghadapi kedua makhluk astral ini.

Gadis itu pun mengadahkan kedua telapak tangannya "Tuhan, kenapa saya harus dipertemukan dengan kedua manusia gila ini?" ucap Anna, sontak mendapat pelototan dari Shandy dan Gilang.

Anna menelan salivanya, firasatnya sudah tidak enak.

"Berani lo ngomong kaya gitu." Gilang dan Shandy mulai menghampiri Anna, menggelitiki tubuh Anna tanpa ampun.

Anna tidak bisa menahan geli, gadis itu tertawa terbahak.

"Ampun!" rengeknya. Namun seolah tuli, Gilang dan Shandy masih melanjutkan aksinya. Hingga,

Bruk!

Anna terjatuh dari kursinya. Gadis itu meringis kesakitan.

"Abang!" teriaknya begitu nyaring.

Shandy dan Gilang pun terdiam, kedua lelaki tersebut segera berlari keluar kamar. Menyelamatkan diri dari amukan sang adik.

"Brengsek!"

"Kalian bertiga ini kenapa sih nggak bisa akur," ujar Rina pada ketiga anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian bertiga ini kenapa sih nggak bisa akur," ujar Rina pada ketiga anaknya.

Shandy, Gilang dan Anna tertunduk. Mereka tidak berani menatap wajah Bundanya.

Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang