Anna membuka matanya. Matanya melirik sekitar. Ia merubah posisinya menjadi duduk, kepalanya terasa pusing.
Ia sadar ini bukan kamar miliknya. Gadis itu mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Air matanya kembali menetes, ia memeluk tubuhnya sendiri.
Ceklek...
Farhan menghampiri Anna. Menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.
"Anna kenapa nangis? Anna mimpi buruk?" tanya Farhan mengelus puncak kepala Anna.
"Bang Shan," ucapnya lirih.
"Shandy kenapa? Dia marahin kamu lagi" Farhan melepas pelukannya mengapit pipi Anna.
Anna menggelengkan kepalanya. Matanya terpejam menetralisir perasaannya.
"Bang Han mau bantu Anna kan?" tanyanya sesegukan.
Farhan mengerutkan keningnya.
"Bantu apa?"
"Tolong carikan donor ginjal!"
"Nanti Abang jemput, kamu belajar ya bener ya," ujar Farhan setelah sampai di kampus Anna.
Anna menganggukkan kepalanya, menyalami Farhan. Lalu keluar mobil.
Gadis itu langsung pergi, tanpa memberikan salam perpisahan. Farhan menatap nanar gadis kecilnya itu, ia mengerti apa yang dirasakan gadis itu sekarang.
"Aku tahu ini berat, tapi aku mohon bertahanlah." Farhan menyalakan mesin mobilnya, meninggalkan kampus Anna.
Anna memasuki kelas. Duduk di kursi paling belakang.
Gadis itu melihat Adel memasuki kelasnya. Namun, sahabatnya itu terlihat berbeda. Biasanya Adel akan duduk di dekat Anna, tapi kini gadis itu terlihat menjauh.
Tak mau ambil pusing, Anna memilih menelungkupkan wajahnya. Tak lupa, ia memang earphone di telinganya.
Sumpah demi apapun, ia sedang tidak ingin di ganggu siapapun. Ia hanya ingin tidur, mengistirahatkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]
FanficAnnabelle kini kembali ke tanah kelahirannya, setelah 2 tahun memilih tinggal di luar negeri sendiri. Ia kira, setelah ia kembali tidak akan ada yang berubah. Tapi pikirannya salah, semua orang telah berbeda. Jika dulu ia perlakukan selayaknya rat...