14. Ketakutan

390 89 11
                                    

Anna memasuki rumahnya. Ia celingukan, mencari keberadaan orang-orang rumah.

Sadar tidak ada orang, Anna memilih pergi ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.

Kita sekeluarga pergi, mau pemotretan keluarga . Kalau lo udah pulang, lo nyusul aja, ditempat biasa kok..
Salam sayang,
Gilang

Anna menghembuskan napas, membaca note kecil di depan pintunya.

Tangannya terangkat mengambil note tersebut. Tak mau ambil pusing, ia segera memasuki kamarnya.

Anna melempar tasnya ke sembarang arah. Segera ia memasuki kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya.

Byur!

Anna menyalakan shower, ia berdiri dibawahnya,  menyandarkan tubuhnya dengan pakaian yang masih lengkap.

Sesak, itu yang gadis itu rasakan sekarang. Jujur, ia lebih baik tidak tahu kemana keluarganya pergi daripada harus di beritahu seperti itu.

Pemotretan keluarga, apakah Anna bukan bagian keluarganya Lagi?

"Argh... ." erang Anna memukul dadanya yang terasa sesak.

Tubuhnya mulai merosot ke lantai, tangannya memeluk lututnya sendiri. Isakan mulai terdengar bersamaan dengan suara air yang terus mengalir, entah apa yang gadis itu rasakan sekarang, yang pasti ia merasakan sesak sekali.

Farhan berdecak, menatap layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farhan berdecak, menatap layar ponselnya.

Sedari tadi, Farhan mencoba menghubungi Anna. Namun, gadis itu tidak menjawabnya sama sekali.

Farhan melemparkan tubuhnya sendiri ke atas kasur. Ia menghembuskan napasnya pelan.

Pikirannya kini tertuju pada Anna. Ia memikirkan keadaan gadis itu, Farhan begitu takut jika terjadi apa-apa pada Anna.

Farhan membuka ponselnya, menelepon seseorang yang mungkin bisa memberitahu keadaan Anna.

"Lo dimana?" tanya Farhan setelah sambungan telepon terhubung.

"Di tempat pemotretan, kenapa?"

"Sama Anna?"

"Nggak, tadi dia belum pulang. Gue kasih pesan lewat note, di pasang di depan pintunya biar ke baca. Karena kalau di sms, takutnya nggak di baca."

"Bego banget sih lo!"

"Ada apa sih?"

Farhan mematikan panggilan tersebut. Segera ia membawa kunci mobilnya dan pergi meninggalkan apartemennya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang