Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Anna sudah siap dengan pakaiannya yang begitu rapi. Ia sudah siap untuk ikut mengantar Farhan ke Bandara.
Tok... Tok... Tok...
"An, udah siap belum?" tanya Gilang, berada di depan pintu kamar Anna.
"Bentar, dikit lagi," balas Anna. Gadis itu segera memakai hoodienya, sekedar menutupi lukanya.
Ceklek...
Gilang tersenyum saat Anna membuka pintu kamarnya.
"Ayo, pergi!" ajak Anna. Gadis itu berjalan lebih dulu dari Gilang.
Gilang menutup pintu kamar Anna, dan mengikuti Anna dari belakang.
"Bunda," panggil Anna, menuruni tangga rumahnya.
"Kenapa, An?"
"Anna sama Bang Lang mau pergi, kita mau antar Bang Han ke Bandara, bolehkan?"
Rina mengacak pelan rambut Anna, kepalanya ia anggukan. "Boleh. Tapi bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut," peringat Rina.
"Kan Bang Lang yang bawa mobilnya bukan Anna. "
"Pokoknya jangan ngebut, hati-hati, oke?"
"Siap, Bunda." Anna pun menyalami Rina, ia langsung berlari keluar rumah.
****
"Kenapa?" tanya Gilang, saat melihat keresahan di wajah Anna. Gadis itu sedari tadi hanya memperhatikan ponselnya.
Gilang mendelik, Anna tidak kunjung membalas pertanyaannya.
"Ngapain sih lihatin handphone mulu? Perasaan dari tadi nggak ada yang telepon atau sms."
"Justru itu masalahnya," balas Anna, "dari kemarin Fenly nggak ngabarin gue. Gue jadi takut dia kenapa-napa."
"Alay," cibir Gilang.
Anna menjitak kepala Gilang "Diem lo jomblo, nggak usah sirik," sarkasnya.
"Makin galak aja lo," cibir Gilang.
"Bodo."
"Fenly udah tahu tentang Ayah?" tanya Gilang tiba-tiba, membuat gadis diam, menatap lurus ke depan.
"Belum."
"Kenapa?"
"Nggak papa," balasnya singkat.
Gilang bisa melihat perubahan raut wajah Anna. Lelaki itu menyalakan musik, berniat mencairkan suasana.
Anna menyandarkan tubuhnya, ia mulai memejamkan matanya. Ia ingin tenang, ia tidak ingin memikirkan masalah apapun sekarang.
Dipikirannya dipenuhi dengan Farhan. Karena gadis itu tidak sabar memeluk Farhan untuk terakhir kalinya.
****
"Ayo pergi!" ajak seorang gadis, ketika Fenly menjemputnya.
Fenly berdeham, ia terlihat malas berhubungan dengan gadis tersebut, gadis yang dijodohkan dengan dirinya.
"Lo nggak jemput Anna?" tanya gadis itu saat berada di dalam mobil.
"Nggak usah so polos," sarkas Fenly, "lo kan yang minta bokap lo biar gue jemput lo, sampe gue nggak bisa nolak."
"Gue nggak pernah minta lo ngejemput gue kok, apalagi sampe minta ke Papa."
"Halah, alasan."
Fenly pun menyalakan mobilnya. Pergi dari halaman dari halaman gadis tersebut. Ia begitu malas berdebat dengan gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]
FanfictionAnnabelle kini kembali ke tanah kelahirannya, setelah 2 tahun memilih tinggal di luar negeri sendiri. Ia kira, setelah ia kembali tidak akan ada yang berubah. Tapi pikirannya salah, semua orang telah berbeda. Jika dulu ia perlakukan selayaknya rat...